Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menggelegar! Soal Kenaikan Harga, Pemerintahan Jokowi Disebut Rezim Paling Brutal!

        Menggelegar! Soal Kenaikan Harga, Pemerintahan Jokowi Disebut Rezim Paling Brutal! Kredit Foto: Antara/Biro Pers dan Media Setpres
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah menyebutkan rezim Jokowi-Ma’ruf Amin paling brutal dalam menaikkan harga kebutuhan publik sejak republik ini berdiri.

        “Rezim lainnya tetap punya sejarah menaikkan harga kebutuhan publik, tetapi tidak sporadis dalam hitungan yang dapat diterima,” kata Dedi, Minggu (3/4).

        Baca Juga: Jokowi Dapat Kritikan Tajam dari Amien Rais Sampai Singgung Ulah Pendeta Saifuddin, Simak!

        Disebutkan Dedi, setelah membandingkan dengan rezim pemerintahan lain di Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada rezim yang lebih brutal dalam menaikkan harga kebutuhan publik selain era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini.

        Pengamat politik Dedi Kurnia Syah, kemudian mencontohkan kenaikan harga brutal yang dimaksudkan. Yakni, saat awal bulan Ramadhan harga minyak goreng, akses tol, BBM Pertamax hampir bersamaan naik.

        “Tidak ada rezim yang lebih brutal dalam menaikkan harga kebutuhan publik selain Jokowi. Kita bisa saksikan awal Ramadhan ini, mulai dari minyak goreng, pajak, akses tol, Pertamax dan lainnya,” kata Dedi.

        Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini kemudian menjelaskan bahwa di setiap rezim pasti kenaikan harga terjadi. Meski demikian, ia menilai tidak sebrutal era Jokowi.

        Saat redaksi bertanya kasus kenaikan hara era Presiden Soeharto, Dedi menjelaskan bahwa hal itu tidak bisa disamakan.

        Sebab, era Soeharto saat ini Indonesia menghadapi situasi krisis global yang tidak bisa dihindari.

        Baca Juga: Kritik Demokrasi Era Jokowi, Rocky Gerung: Isu 3 Periode Puncak Kekacauan

        “Rezim lainnya tetap punya sejarah menaikkan harga kebutuhan publik, tetapi tidak sporadis dalam hitungan yang dapat diterima,” demikian kata Dedi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: