Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Minggir Dulu, Ternyata Sosok Ini yang Cocok Gantikan Jokowi

        Prabowo Minggir Dulu, Ternyata Sosok Ini yang Cocok Gantikan Jokowi Kredit Foto: Antara/Biro Pers Sekretariat Presiden
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti memberikan komentar mengenai elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir.

        Menurutnya, Erick Thohir layak menjadi 'the next' Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ray Rangkuti menyebutkan dua alasan Erick Thohir dinilai layak menjadi penerus Jokowi.

        Baca Juga: Moeldoko Wanti-Wanti Bagi yang Mau Bicara Presiden Tiga Periode, Katanya Jangan...

        Alasan pertama, Erick Thohir memiliki prestasi dan kinerja bagus di kementerian yang dipimpinnya.

        Kemudian, Erick Thohir juga memiliki kedekatan dengan Presiden Jokowi

        Hal tersebut memberi sinyal bahwa Erick Thohir digadang-gadang menjadi capres selanjutnya.

        Selain itu, Ray Rangkuti menyebut bahwa Erick Thohir menjadi menteri andalan Jokowi.

        "Saya kira gak bisa dinafikan bahwa kedekatannya (Erick) dengan Pak Jokowi apalagi akhir-akhir ini Pak Jokowi juga kelihatan terus menerus mempromosikannya," kata Ray Rangkuti, Rabu (6/4/2024). 

        "Karena sering dibawa Jokowi kedekatannya dan sebagainya itu tentu di luar itu adalah soal dia (Erick Thohir) sendiri mungkin mampu mengikat masyarakat melalui berbagai kunjungannya ke daerah itu, di samping tentu memori publik tentang keberhasilan-keberhasilannya," imbuhnya.

        Erick Thohir dinilai memiliki beberapa capaian selama menjabat sebagai Menteri BUMN.

        Menurut Ray, capaian tersebut membuat elektabilitas Erick Thohir mengalami peningkatan.

        "Jadi kalau dilihat dari keseluruhan 7 nama itu misalnya yang konsisten naik itu Erick Thohir, kalau nama-nama yang lain kan agak stagnan, Prabowo sudah lama stagnan apalagi Anies dalam setahun ini dia stagnan diangka sampai 20 persen," lanjutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: