Indonesia Sampaikan Inisiatif Reduksi FOLU Net Sink dan Polusi Sampah Plastik Laut
Melanjutkan rangkaian kegiatan menuju konferensi Stockholm +50 tahun yang akan berlangsung pada 2-3 Juni 2022 mendatang, Indonesia baru saja menghelat Dialog Publik Satu bertajuk “Merefleksikan Kebutuhan Mendesak untuk Aksi Mencapai Planet yang Sehat dan Kemakmuran Bersama”, yang berlangsung secara virtual pada hari ini, Jumat (22/4).
Dengan mempertimbangkan prioritas Indonesia, dialog kepemimpinan pertama ini berfokus pada FOLU Net Sink dan polusi sampah Plastik Laut.
Dialog publik ini merupakan dialog pembuka dari tiga dialog publik yang akan digelar untuk membahas pembelajaran Indonesia dalam memajukan agenda lingkungan hidup dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui program yang berkelanjutan dan inklusif.
Dialog publik ini berhasil terselenggara berkat kerjasama United Nations Development Programme (UNDP) bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia, Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia, Kantor Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, dan UNEP.
Dalam sambutannya, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyampaikan, pada saat ini posisi Indonesia dalam merespon isu lingkungan hidup dunia bukan di posisi belakang atau tertinggal, kita berada cukup di tengah dan mungkin menuju ke depan dalam menaati komitmen konfensi dunia dalam rangka upaya mengatasi masalah-masalah lingkungan.
Dialog publik hari ini akan memberi masukan terhadap agenda utama Indonesia dalam mengimplementasikan agenda lingkungan hidup global, dan mengumpulkan pandangan pemangku kepentingan tentang solusi inovatif dan komitmen yang lebih berani untuk mencapai planet yang sehat untuk kemakmuran bersama.
“Dialog publik hari ini juga akan membahas tiga elemen penting dalam aksi mencapai planet yang sehat dan kemakmuran,” ujar Siti Nurbaya, dalam siaran media, Senin (25/4/2022).
Ad Interim Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kemenlu, Ibnu Wahyutomo menambahkan, dialog publik hari ini menjadi penting untuk menegaskan peran dan kontribusi Indonesia pada isu lingkungan hidup.
Pertama, Indonesia dapat berbagi pengalaman dan pencapaiannya kepada dunia, termasuk pengetahuan tradisional dan kearifan lokal sebagai solusi konkret masalah isu lingkungan hidup global. Kedua, Indonesia turut memajukan kepentingan negara berkembang. Ketiga, momentum untuk menegaskan komitmen dan posisi Indonesia sebagai champion bagi lingkungan hidup.
“Kontribusi Indonesia bagi isu lingkungan hidup global sama besarnya dengan tantangan tata kelola yang harus kita lakukan. Saya berharap dialog hari ini akan memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia dan bagi proses internasional yang sedang berlangsung,” jelas Ibnu Wahyuotomo.
Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, Norimasa Shimomura mengatakan, diskusi publik hari ini bertepatan dengan Earth Day yang sekaligus menegaskan dedikasi kita bersama dalam mengambil tindakan untuk planet yang lebih sehat di hari ini maupun di masa depan.
Indonesia gencar menanggapi tantangan serius isu lingkungan hidup ini dan UNDP mendapat kehormatan untuk menemani upaya Indonesia.
“Diskusi hari ini perlu dilakukan dengan rasa urgensi mengingat pandemi Covid-19 menunjukkan beberapa tanda-tanda mereda. Kita juga harus menggunakan ini sebagai kesempatan untuk memobilisasi inovasi dalam mengatasi guncangan sosial ekonomi dan mengatasi urgensi iklim dan lingkungan,” jelas Norimasa.
Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Valerie Julliand menyampaikan, sangat berterima kasih kepada Indonesia yang telah menyelenggarakan acara ini.
Kontribusi aktif Indonesia untuk membuat planet yang sehat dan mengurangi polusi plastik, serta melestarikan keanekaragaman hayati adalah bentuk tanggung jawab dan aspirasi yang nyata.
Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Marina Berg menambahkan, fokus dari dialog publik hari ini adalah dialog kepemimpinan nomor satu, yang mencerminkan kebutuhan mendesak akan tindakan untuk mencapai kemakmuran planet yang sehat untuk semua.
Dia berharap dialog ini akan menjadi landasan bagi tindakan untuk mencapai planet yang sehat dan kemakmuran bagi semua, di mana aspirasi dan hak semua orang, pembangunan, kesetaraan gender dan kesejahteraan manusia dapat terpenuhi secara adil dan berkelanjutan.
Menurut Indonesia's Second Biennial Update Report (2018), FOLU masih merupakan penghasil emisi lebih dari 0,61 juta carbon dioxide gas detector per tahun, terbesar dari semua sektor.
Sebagai bentuk komitmen Indonesia mengurangi FOLU, pada Februari 2022, Menteri LHK mengeluarkan Keputusan 168/Menlhk /PKTL/PLA.1/2/2022 terkait Rencana Operasional FOLU Net Sink Indonesia 2030.
Indonesia menargetkan dapat mengurangi deforestasi dan degradasi hutan, meningkatkan pengelolaan hutan berkelanjutan dan pengelolaan lahan gambut, meningkatkan rehabilitasi, dan memperkuat penegakan hukum.
Selain itu, menurut studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2018-2019, terdapat 0,27-0,59 juta ton plastik masuk ke laut Indonesia setiap tahun.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut sebagai bentuk komitmen untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke laut hingga 70% pada tahun 2025.
Terdapat tiga narasumber yang menjadi pembicara pada kegiatan dialog kepemimpinan pertama tersebut, di antaranya Imam B. Prasodjo Ph.D dari Universitas Indonesia, Rosa Vivien Ratnawati, MSc. dari Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, KLHK, dan Chalid Muhammad, SH. dari Institut Hijau Indonesia.
Dialog kepemimpinan pertama ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang berasal dari banyak para pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, hingga organisasi masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: