Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Netizen Gak Terima Anies Baswedan Disebut Membelot dari Jokowi, Pakar: Kalau Dia Gak Mau Berkuasa...

        Netizen Gak Terima Anies Baswedan Disebut Membelot dari Jokowi, Pakar: Kalau Dia Gak Mau Berkuasa... Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut-sebut sebagai pendukung Jokowi yang kemudian berkhianat.

        Hal itu disampaikan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Profesor Henri Subiakto melalui twitnya di Twitter, Selasa (26/4).

        Baca Juga: Jokowi Tinjau Langsung Sirkuit Formula E, PDIP: Dipantau Supaya Kualitasnya Lebih dari Mandalika

        Kicau tersebut merupakan tanggapan sang profesor soal kebersamaan Anies Baswedan dan Presiden Jokowi saat meninjau Sirkuit Formula E, Senin (25/4).

        Twit tersebut kemudian viral dan trending hingga memunculkan tagar "Profesor" di Twitter, Selasa (26/4) sore ini.

        "Anies dahulu memang pendukung Jokowi. Anies itu aslinya nasionalis yang menghormati tenun kebangsaan," twitnya.

        Dia pun membeberkan alasan Anies akhirnya berpindah ke oposisi.

        "Tetapi karena ingin berkuasa, dia (Anies) pun menerima saat didukung dan digandeng para penunggang agama," kicaunya.

        Baca Juga: Jokowi Mesra Bareng Anies Baswedan Tinjau Formula E, Netizen: Haji Giring Kemana?

        "Anis jadi identik dan sulit dilepaskan dari kelompok mereka, bahkan jadi simbol perjuangan politik agama," imbuhnya.

        Twit tersebut lantas memancing banyak tanggapan dari warganet, termasuk cibiran sebagian pihak.

        Banyak warganet merasa risih dan menilai frasa "ingin berkuasa" dalam twit sang profesor sebagai bentuk provokasi.

        Baca Juga: Malu Pernah di Demokrat, Ruhut Sitompul: Partai Itu Gak Akan Menang Lagi, Kadernya Hanya Ngebacot!

        Professor Henri lalu memberikan balasan. Dia meyakini frasa yang dirinya pakai itu benar adanya.

        "Kalau tidak ingin berkuasa, tidak akan berpolitik, tidak jadi kandidat pejabat negara yang punya kekuasaan luas, tetapi hanya jadi pengajar," cuitnya.

        "Atau hanya menjabat saat ditunjuk atau diminta. Itu lain dengan yang harus kampanye mempromosikan dirinya sendiri," sambung mantan Staf Ahli Kemenkominfo tersebut.

        Dia lantas menafsirkan perubahan sikap Anies yang dahulu oposisi dengan kedekatannya bersama Jokowi kemarin.

        "Sekarang (Anies) kepepet. Dahulu memanfaatkan dukungan. Harus mengkapitalisasi sebagai simbol perlawanan terhadap Jokowi dan kekuatan nasionalis," terangnya.

        Baca Juga: Anies Baswedan Sama Jokowi Pantau Bareng Formula E, Netizen: Buzzer Langsung Sariawan!

        "Tetapi politik kalangan elite itu tetap cair dan penuh interchangeable. Pendukung yang kaku mudah frustasi," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: