Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Catat! Indonesia dan China Punya Rapor Perdagangan dan Investasi yang Makin Kinclong

        Catat! Indonesia dan China Punya Rapor Perdagangan dan Investasi yang Makin Kinclong Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rapor perdagangan dan investasi Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu, China dilaporkan semakin kinclong. 

        Data China Custom menyebut, total nilai perdagangan Indonesia dengan China di Triwulan I 2022 mencapai 32,76 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Atau tumbuh 31,14 persen dibanding tahun sebelumnya dalam periode yang sama, yang hanya 24,98 miliar dolar AS.

        Baca Juga: Mendag: Perang Ukraina Bukan Penyebab Utama Terganggunya Arus Perdagangan Komoditas

        Total nilai ekspor Indonesia ke China dalam periode ini mencapai 16,28 miliar dolar AS, atau tumbuh 32,32 persen dibanding nilai total ekspor tahun sebelumnya dalam periode yang sama, yang mencapai 12,31 miliar dolar AS.

        Beberapa produk yang tercatat mengalami lonjakan ekspor secara signifikan dalam periode ini, dibandingkan dengan nilai ekspor tahun 2021 dalam periode yang sama, antara lain adalah:

        1. Besi dan Baja (HS 72) dengan nilai ekspor mencapai 4,41 miliar dolar AS, tumbuh 72,35 persen

        2. Bijih logam, terak, dan abu (HS 26) dengan nilai ekspor mencapai USD 1,01 miliar dolar AS, meningkat 109,29 persen

        3. Aneka produk kimia (HS 38) dengan nilai ekspor mencapai 687,53 juta dolar AS, meningkat 65,17 persen.

        4. Nikel dan turunannya (HS 75) dengan nilai ekspor 501,64  juta dolar AS, meningkat 1.324.300,52 persen.

        5. Bahan kimia organik (HS 29) dengan nilai ekspor 270,60 juta dolar AS, meningkat 107,37 persen.

        6. Timah dan turunannya (HS 80) dengan nilai ekspor 115,06 juta dolar AS, meningkat 283,61 persen.

        7. Bahan kimia anorganik (HS 28) dengan nilai ekspor 82,42 juta dolar AS, meningkat 78,40 persen.

        8. Biji dan buah mengandung minyak (HS 12) dengan nilai ekspor 64,53 juta dolar AS, meningkat 67,27 persen.

        9.  Logam tidak mulia lainnya (HS 81) dengan nilai ekspor 61,55 juta dolar AS, meningkat 154.712.36 persen

        10. Sabun, bahan aktif permukaan organik, preparat pembersih (HS 34) dengan nilai ekspor 37,78 juta dolar AS, meningkat 59,43 persen.

        11. Serat stapel buatan (HS 55) dengan nilai ekspor 27,66 juta dolar AS, meningkat 69,31 persen.

        12. Aluminium dan turunannya (HS 76) dengan nilai ekspor 22,41 juta dolar AS, meningkat 69.66 persen.

        13. Produk keramik (HS 69) dengan nilai ekspor 13,52 juta dolar AS, meningkat 71,97 persen.

        14. Bulu dan bulu halus unggas olahan; bunga tiruan; barang dari rambut manusia (HS 67) dengan nilai ekspor 3,94 juta dolar AS, meningkat 165,95 persen.

        15. Serat tekstil nabati lainnya (HS 53) dengan nilai ekspor 2,38 juta dolar AS, meningkat 70,09 persen.

        Dalam periode ini, total nilai impor Indonesia dari China mencapai 16,47 miliar dolar AS. Atau naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya, yang mencapai 12,67 miliar dolar AS dalam periode yang sama.

        Indonesia juga tercatat mengalami defisit perdagangan dari China sebesar 190,79 juta dolar AS. Namun nilai defisit perdagangan ini, dilaporkan terus mengalami penurunan.

        Pada Triwulan I 2022, penurunan nilai defisit mencapai 47,99 persen, dibandingkan dengan nilai defisit perdagangan RI pada tahun 2021. Yang tercatat dengan angka 366,81 juta dolar AS, dalam periode yang sama.

        Sementara rilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI per tanggal 27 April 2022, investasi China di Indonesia pada Triwulan I 2022 di Indonesia, sukses menembus angka 1,4 miliar dolar AS. Atau meningkat 40 persen dibanding tahun lalu, pada periode yang sama.

        Pada Triwulan I 2021, realisasi investasi China mencapai sebesar 1,0 miliar dolar AS. Dengan angka tersebut, China menjadi negara investor ke-3 terbesar di Indonesia, setelah Singapura dan Hong Kong.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: