Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Politikus Mental Tempe, Surya Paloh Pernah Perintahkan Kirim Granat ke Tangan Kanan Soeharto

        Bukan Politikus Mental Tempe, Surya Paloh Pernah Perintahkan Kirim Granat ke Tangan Kanan Soeharto Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyinggung Ganjar Pranowo- Anies Baswedan jadi duet untuk Pilpres 2024, karena dinilai dapat mengatasi polarisasi.

        Menanggapi itu, pengamat politik Hanta Yuda memuji langkah Surya Paloh karena dinilai lihai memanfaatkan momentum politik untuk mengerek elektabilitas partainya.

        "Ini kecerdikan Nasdem, memanfaatkan gelombang elektoral Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, ini bagian strategi cerdik," kata Hanta Yudha.

        Hanta menilai manuver Surya Paloh memanfaatkan nama besar Ganjar-Anies dinilai adalah bagian dari strategi untuk mendapatkan efek ekor jas alias coat-tail effect.

        "Nasdem nanti akan dapat efek ekor jas, dan diharapkan Nasdem bisa naik," tandasnya.

        Untuk diketahui, Surya Paloh bukan lah politikus kacangan yang baru berkarir kemarin sore di dunia politik. Pria kelahiran Kutaraja, Aceh itu sudah sejak muda malang melintang dalam dunia politik dan bisnis.

        Surya Paloh sejak muda juga dikenal pemberani, ada cerita saat Orde Baru sedang kuat-kuatnya mengontrol pers, ia malah berani melawan Menteri Penerangan saat itu, Harmoko, yang di masa akhir pemerintahan Soeharto dikenal sebagai tangan kanannya Soeharto.

        Ceritanya, Surya Paloh membidani perusahaan media ekonomi Prioritas di tahun 1980-an, media itu adalah 'anak pertama' nya dalam lini bisnis perusahaan media yang digodok oleh pria kelahiran 16 Juli 1951 itu.

        Karena rezim saat itu gerah dengan pemberitaan Prioritas, maka pemerintah kemudian membredelny. Tak tinggal diam, Surya pun kemudian mengajukan judicial review terhadap Permenpen Nomor 1/Per/Menpen/1984.

        Rupanya, ulah jahil Harmoko tak berhenti dengan membredel Prioritas, sosok yang dikenal gemar mengatakan "Sesuai petunjuk Bapak Presiden" itu pun coba usil ke media kedua milik Surya Paloh, yakni Majalah Vista.

        "Konon karena tak kuat lagi menahan kegeraman atas perilaku Harmoko terhadap majalah Vista, Surya memerintahkan para wartawannya mengirimkan granat ke Harmoko," dikutip dari tulisan Rilla Nugraheni dalam buku Seratus Jejak Pers Indonesia hal-342.

        "Maka berduyun-duyunlah pewarta Vista ke kantor Menpen membawa sekotak granat yang entah didapat dari mana. Ketika itu Vista diberi peringatan pertama sekaligus terakhir dengan alasan ukuran majalah kelebihan 1,5 cm. Sebuah alasan yang mengada-ada. Alasan sebenarnya tak pernah diketahui kecuali dugaan karena dianggap biang kerok instabilitas negara terutama karena pemberitaan dan gayanya yang lugas, tegas, menjunjung tinggi demokrasi, dan kerap menerobos pakem umum," tambahnya.

        Sementara di bidang politik, Surya Paloh juga menemui jalan berliku dan persis sama dengan apa yang dia hadapi saat menjalankan bisnis media. Akan tetapi, ia ogah jadi politisi biasa-biasa saja, Surya bilang dalam politik harus punya keberanian.

        "Perjuangannya untuk sampai ke tempat elit itu juga seliku jalurnya dengan dunia pers. Sedari remaja Surya sudah berkenalan dan berkecimpung dengan organisasi underbouw Golkar. Ia seiring sejalan dengan Golkar. Konon, kartu tanda anggota (KTA)-nya Surya lebih tua dari KTA Akbar Tanjung, tokoh gaek Golkar dan mantan Ketua Umum-nya. Sebut saja jabatan yang pernah dipegang Surya: Ketua Ko PPMG (Koordinator Pelajar Mahasiswa Golkar) Medan, Ketua DPP AMPI.

        Aktivitas yang dirintisnya sejak ia menggagas FPPI sebagai anak kolong telah mengantarnya berada dekat dengan orang-orang yang kemudian berkuasa. Ia tak menampik kedekatannya ikut memuluskan gagasannya meluaskan jaringan bisnisnya. Namun "tanpa keberanian semua itu tak ada artinya" kata Surya mengeras sambil mengepalkan tangannya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: