Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Ratusan Miliar, Indofarma Mau Genjot Pengembangan Bisnis Alat Kesehatan dan Herbal

        Investasi Ratusan Miliar, Indofarma Mau Genjot Pengembangan Bisnis Alat Kesehatan dan Herbal Kredit Foto: Indofarma
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Indofarma Tbk (INAF) menyatakan bahwa pada tahun ini perseroan berencana untuk melakukan proyek implementasi dari 5 proyek pengembangan Alat Kesehatan dan Herbal dengan total investasi yang bersumberkan dari dana Shareholder Loan (SHL) Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp199,86 miliar.

        Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Arief Pramuhanto, mengungkapkan bila perseroan akan membangun pabrik Medical Furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp16,53 miliar, proyek Pabrik Elektromedis sebesar Rp74,98 miliar, proyek In Vitro Diagnostik & Instrument dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp71,86 miliar. 

        “Kami juga bangun proyek Natural Extract dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp26,49 miliar dan proyek Supporting Function sebesar Rp10 miliar,” katanya di Jakarta, Selasa (31/5/2022). 

        Baca Juga: Gandeng NU, Indofarma dan ACHIKO Bakal Sediakan Alat Tes Covid-19 AptameX

        Lebih lanjut Arief menuturkan jika proyek tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian Industri Kesehatan Indonesia,

        “Target serapan dana PMN untuk pembangunan beberapa fasilitas produksi diatas ditargetkan selesai keseluruhannya di TW2 2023, dan diharapkan pada TW3 2022 telah dapat beroperasional dan memberikan kontribusi untuk kinerja Perseroan yang lebih baik,” terangnya. 

        Kinerja 2021

        Sementara itu, lanjut Arief, pada Tahun 2021 Perseroan konsisten meneruskan kebijakan Turn Around Management menjadi High-Performance Enterprises sehingga diharapkan dapat memperkuat performa Perseroan.

        Secara garis besar, terdapat 4 (empat) fokus utama, yaitu Sales portfolio Strategy dimana Perseroan fokus pada penjualan produk pareto dan channel pareto dan pengembangan portofolio produk potensial, penguatan fungsi Supply Chain Management, penguatan fungsi Cash Flow Management yang tentunya diperkuat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (Human Capital Development), penyelarasasn proses bisnis (Business Process Alignment) serta disiplin pada eksekusi (Discipline on execution).

        "Secara konsolidasian, Perseroan berhasil mencatatkan Penjualan Bersih sebesar Rp2,90 trilyun, meningkat sebesar Rp1,19 trilyun atau 69,15% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp1,72 trilyun. Peningkatan Penjualan Bersih tersebut terutama masih didominasi dari penjualan produk covid-related baik untuk segmen Alat Kesehatan, Obat-obatan dan pengadaan serta distribusi penugasan vaksin Covid-19, Covovax,"  ujarnya. 

        Baca Juga: Emiten Farmasi ini Catatkan Peningkatan Penjualan Hingga 7% Pada 2021

        Neraca Keuangan Konsolidasian Perseroan tahun 2021 mencatatkan pertumbuhan jumlah aset baik aset lancar dan tidak lancar sebesar 17,42% dibandingkan tahun 2020, dengan nilai sebesar  Rp2,01 triliun dibandingkan Rp1,71 triliun ditahun 2020. Jumlah ekuitas juga mencatatkan sebesar Rp508,31 miliar, mengalami kenaikan sebesar 18,12% dibandingkan tahun 2020 dengan nilai sebesar Rp430,33 miliar.

        Dari sisi pengendalian biaya, walaupun Beban Pokok Penjualan Perseroan mengalami kenaikan 86,34% sejalan dengan peningkatan penjualan dibandingkan tahun 2020, laba bruto tahun 2021 meningkat sebesar 12,74% dari Rp400,60 miliar di tahun 2020 menjadi Rp451,65 miliar. 

        Secara operasional, Perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja sehingga mampu mendapatkan EBITDA Rp184,56 miliar di tahun 2021 dibandingkan EBITDA tahun 2020 sebesar Rp164,40 miliar atau tumbuh sebesar 12,26%.

        Baca Juga: Holding BUMN Farmasi Catatkan Pendapatan Rp7,1 Triliun di Kuartal I 2022

        Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, Perseroan membukukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan beban pajak kini yang berdampak terhadap tergerusnya Laba Bersih Perseroan sehingga Perseroan membukukan Rugi Bersih sebesar Rp37,57 miliar. Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan bagian dari tindakan prudent Perseroan.

        Sepanjang tahun 2021, Perseroan telah berupaya untuk menangkap peluang bisnis demi mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Strategi penguatan kinerja yang akan dilakukan Perseroan berfokus pada High-Performance Enterprises, Sales Portofolio Strategy, Product Portofolio Strategy, Supply Chain Management, Cash Flow Management, Human Capital Development, Business Process Alignment, dan Discipline of Execution. Dengan strategi tersebut, Perseroan berkeyakinan mampu mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: