Nasib Tentara Bayaran Asing di Ukraina Sungguh Tragis, Mayoritas Obral Nyawa ke Militer Rusia
Rusia mengatakan telah membunuh ratusan tentara bayaran asing yang berusaha membantu pasukan Ukraina dalam pertempuran. Jumlah itu merupakan akumulasi selama sebulan terakhir.
“Ratusan tentara bayaran asing di Ukraina telah dihancurkan oleh senjata presisi jarak jauh Rusia tak lama setelah kedatangan mereka (ke Ukraina),” kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/6/2022), dilaporkan kantor berita Rusia TASS.
Baca Juga: Barat Sudahi Bermain Apinya, Lihat yang Dilakukan Rusia akan Terasa Sangat Pedih!
Menurut Rusia, mayoritas tentara bayaran itu terbunuh di medan pertempuran.
“Sebagian besar tentara bayaran telah dihancurkan di zona pertempuran karena tingkat pelatihan mereka yang rendah dan kurangnya pengalaman tempur yang sebenarnya,” kata Kemenhan Rusia.
Selain melenyapkan, Rusia juga mengatakan mencegah kedatangan tentara-tentara bayaran ke Ukraina. Moskow memperkirakan saat ini terdapat sekitar 3.500 tentara bayaran di Ukraina.
Saat ini Rusia tengah berusaha menguasai wilayah timur Ukraina. Mereka dilaporkan sudah menguasai hampir seluruh wilayah Luhansk.
Pasukan Rusia pun merangsek ke wilayah Donetsk. Menurut Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko, pasukan Rusia sedang bergerak untuk menguasai dua kota penting di sana, yakni Kramatorsk dan Sloviansk.
“Front Lyman dan Izyum adalah arah utama di mana musuh mencoba untuk maju untuk merebut wilayah Sloviansk dan Kramatorsk, tujuan utama (mereka) di utara wilayah tersebut,” ucap Kyrylenko dalam pengarahan pers, Kamis.
Kramatorsk telah menjadi ibu kota de facto wilayah Donetsk sejak 2014. Hal itu terjadi setelah Donetsk direbut kelompok separatis yang didukung Rusia.
Menurut Kyrylenko, 340 ribu penduduk tetap berada di bagian wilayah yang dikuasai Ukraina. Populasi di sana menyusut jika dibandingkan sebelum perang, yakni sebanyak 1,67 juta orang.
Konflik yang dimulai sejak 24 Februari lalu, memang telah memaksa jutaan warga Ukraina mengungsi ke negara-negara tetangga. Itu menjadi krisis pengungsi terburuk yang dihadapi Eropa sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: