KASAD TNI Turun ke Pasar Induk, INKOPPAS Menyambut Baik Karena Berikan Rasa Aman
Polemik minyak goreng masih menjadi pembicaraan yang hangat di kalangan masyarakat. Kunjungan TNI ke Pasar Induk Kramat Jati Jakarta baru-baru ini pun turut menyita perhatian dan diharapkan menjadi angin segar perkembangan harga minyak goreng.
Andrian Lame Muhar, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga (Induk Koperasi Pedagang Pasar) INKOPPAS di Jakarta, (14/06/22) mengaku mendapat info dari para pedagang. Kehadiran KASAD dapat menimbulkan rasa aman bagi pedagang.
Itu menjadi bukti TNI turut andil dalam mendukung program Pemerintah menangani masalah minyak goreng.
"Seperti jaman dahulu pernah ada ABRI masuk desa dan sekarang TNI masuk pasar," ujar Andrian.
Hal itu membuat pedagang merasa aman dalam berdagang di pasar. Kehadiran TNI yang ikut turun tangan memantau harga pasaran, akan membuat masyarakat yakin tidak akan ada yang main-main masalah harga.
"Dan saya rasa juga bukan tindakan Represif dari TNI," imbuh Andrian.
Dengan kehadiran TNI, menurut Andrian, pedagang pasar merasa senang, ada keluhan-keluhan pedagang dapat tersampaikan. Misal pedagang pasar merasa angkutan di jalan ada yang pungli sehingga distribusi jadi telat.
"Saya mendukung sekali apa yang di lakukan Pemerintah, yang penting tujuan akhir kita, bagaimana permasalahan minyak goreng dari segi kelangkaan jangan terjadi kembali," jelas Andrian.
Menurut Andrian, bukan hanya dari TNI saja yang turun, dari polri juga turun tangan, mungkin kedepan juga dari angkatan yang lain turut andil misal dari TNI AU, TNI AL untuk membantu masalah ini. Karena pasti mereka mempunyai kekuatan-kekuatan masing-masing untuk membantu.
"Apakah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi TNI, Andrian melihat kalau bisa semua unsur, instansi yang ada di kementrian ini bahu-membahu melihat masalah minyak goreng ini mencari penyelesaiannya, itu akan lebih baik.
Tidak ada lagi ego sektoral, misal ini urusan kamu dan ini urusan saya, saya harap tidak ada lagi masalah seperti hal tersebut. Karena ini sudah masalah umum di publik dan masalah besar di masyarakat.
"Saya merasa senang melihat kesolidan Pemerintah mendukung kami para pedagang terutama untuk anggota Koppas-Koppas kami," tambahnya.
Sementara, terkait kebijakan Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, yang akan mengganti minyak goreng curah dengan minyak goreng kemasan, menurut Andrian disambut gembira oleh pedagang pasar.
Harapan INKOPPAS untuk masalah minyak goreng sendiri, menurut Andrian, jika dilihat dari pedagang, pedagang melihat berapapun harga yang di dapat pasti akan di jual. Kalau melihat masyarakat sanggup beli atau tidak pemerintah yang mengerti masalah tersebut.
"Apabila kemahalan Pemerintah tinggal menurunkan masalah harga tersebut, jika tidak bisa di turunkan maka naikan pendapatan perkapita masyarakat, zaman 1998 INKOPPAS membantu Pemerintah menurunkan harga minyak goreng, INKOPPAS dengan struktur sampai kebawahnya dengan masif berhasil menekan harga,"
"Harga Rp 14.000 apakah harga yang bisa dicapai, INKOPPAS dengan mendistribusikan harga subsidi Rp 14.000, walaupun di kemas dengan kalimat subsidi, Pemerintah mempunyai beribu akal, karena Pemerintah memegang kekuasaan, orang yang berkuasa bisa melakukan apasaja. Bisa menekan perusahaannya, bisa melakukan regulasi-regulasi lainnya,mungkin keringanan pajak, yang penting pointnya masyarakat sanggup beli atau tidak.
"Masyarakat itu rakyat, rakyat itu tidak akan peduli, maunya bisa membeli , itulah tujuan pemerintah bisa ada empati di situ, jangan pula masyarakat di salahkan, misalnya minta harga murah dan lainnya, masyarakat sudah memilih dan sangat berharap terhadap orang yang di pilihnya," pungkas Andrian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat