Reshuffle Kabinet Jokowi Disebut Konsolidasi Politik, Pakar Singgung Skenario Pilpres 2024, Simak!
Setelah cukup lama hanya sekadar wacana, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melakukan reshuffle terhadap beberapa posisi di kabinetnya.
Posisi Mendag yang terkena Reshuffle dan kini diisi oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, menjadi salah satu anggapan bahwa reshuffle kali ini disebut sebagai konsolidasi partai politik atau “bagi jatah” partai pemerintah.
Mengenai reshuffle kabinet oleh Jokowi ini, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat MPP ikut bersuara. Menurutya, Publik menganggap reshuffle ini konsolidasi politik.
“Publik melihatnya ini adalah konsolidasi parpol,” Jelas Achmad dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, dikutip Rabu (15/6/22).
Tak berhenti sampai di bahasan tersebut, Achmad menyoroti manuver Jokowi mengundang makan para ketua umum partai politik lingkaran kekuasaan sebelum Reshuffle dilakukan. Menurut Achmad, publik dapat melihat adanya makna lain terkait terkait hal tersebut. Salah satu kemungkinan tersebut adalah mengarah pada agenda politik di 2024.
Baca Juga: Surya Paloh Soal Kemungkinan Jokowi Lakukan Reshuffle Lagi: Kalau Ada, Sudah Rusak Semuanya
Achmad menyinggung soal kedudukan partai oposisi yang kini secara lahiriyah diemban oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. Status kedua partai ini dengan perolehan suara di legistalitif masih kurang memenuhi 20 persen sebagaimana kebijakan yang ada.
Jika dikaitkan dengan reshuffle dan agenda yang menyertainya beberapa waktu lalu, sangat besar kemungkinan di pilpres 2024 mendatang hanya akan diikuti oleh 2 paslon yakni dari PDIP dengan suara terbanyak serta Koalisi Indonesia Bersatu (Golkar, PPP, PAN).
“Tentunya jika PDIP dan koalisi KIB yang mencalonkan maka kemungkinan besar hanya ada dua calon presiden pada pemilu 2024 yang akan datang. Jika tokoh-tokoh partai yang hadir di acara reshuffle kabinet kemarin bersatu menjadi satu koalisi maka tentunya hanya akan memunculkan 1 calon presiden sehingga tidak perlu lagi pemungutan suara,” jelas Achmad.
Baca Juga: Jokowi Lakukan Reshuffle “Pembantu”, Komentar Refly Harun Tajam: Makin Tidak Jelas Mau Kemana!
Kemungkinan lain menurut Achmad adalah lahirnya poros ketiga dengan NasDem yang akan berkoalisi dengan PKS dan Demokrat dengan tokoh kuat Anies Baswedan.
“Seandainya Nasdem konsisten mengusung Anies Baswedan dan PKS serta Demokrat sama-sama berkoalisi dengan Nasdem dalam mengusung Anies maka kemungkinan akan ada 3 pasangan calon presiden di pemilu 2024 yang akan datang,” lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: