Peluang komoditas lada Indonesia diperkirakan cukup prospektif ke depannya. Keunggulan komparatif rempah-rempah Indonesia adalah memiliki aroma kebih pedas sehingga membuat komoditas tersebut mempunyai keunikan dibanding produk serupa dari negara lain.
Direktur Jenderal IKMA Kementrian Perindustrian, Reni Yanita mengemukakan besarnya prospek rempah-rempah Indonesia ini seiring dengan berkembangnya industry makanan dan konsumsi masyarakat yang menggunakan bahan baku lada sebagai penyedap makanan.
“Berdasarkan neraca perkebunan tahun 2021 yang dirilis oleh Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, ekspor lada berhasil mencapai 39.961 ton,” kata Reni di Jakarta, kemarin.
Pada perhelatan puncak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Lagawi Fest di Pulau Tegal Mas, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung pada 23 Juni 2022 lalu, pemerintah secara resmi meluncurkan Desa Devisa Lada Hitam di Kabupaten Lampung Timur.
Lada Hitam Lampung merupakan komoditas potensial ekspor karena rasa dan aromanya yang lebih pedas dan tidak dimiliki daerah lain, serta memiliki reputasi yang baik di pasar domestik dan internasional.
"Lada hitam Lampung telah mengantongi sertifikasi Indikasi Geografis (IG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM sejak tahun 2016 karena reputasi baik tersebut,” Ucapnya,
Lada hitam Lampung dikenal di pasar dunia sebagai Lampung black pepper. Permintaan lada hitam di pasar internasional juga meningkat. “Saat ini, lembaga pendamping telah melakukan ekspor melalui pihak ketiga dengan nilai terbesar ke India, Kenya, Australia, dan Jerman," pungkas Reni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: