Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ngeri Juga! Pengamat Sebut PPP Bisa Merugikan Koalisi Indonesia Bersatu, Simak!

        Ngeri Juga! Pengamat Sebut PPP Bisa Merugikan Koalisi Indonesia Bersatu, Simak! Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik dari Research Oriented Development Analysis (RODA) Institute Ahmad Rijal Ilyas menilai gangguan di internal Partai Persatuan Pembangunan alias PPP bisa merugikan posisi di Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB.

        Hal itu disampaikan Rival terkait dugaan adanya manuver dari kelompok internal PPP yang belakangan terlihat wara-wiri menemui sejumlah tokoh politik di luar partai maupun di luar KIB.

        Rijal menduga manuver itu dilakukan oleh oknum kader yang diduga barisan sakit hati terhadap Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

        "Tujuan besar melemahkan posisi KIB dalam kancah kontestasi Pemilu 2024," ujar Rijal di Jakarta, Senin (27/6).

        Rijal mengatakan, figur Suharso Monoarfa merupakan politikus cukup ideal.

        Baca Juga: Sulit Betul Jadi Anies Baswedan... Pengamat Sebut Anies Jadi Target Framing "Politik Identitas"

        Kiprahnya sebagai Ketua Umum PPP menjadi salah satu tokoh yang kemampuannya dipercaya Presiden Jokowi.

        Rijal mengatakan, adanya manuver politik yang ada di internal PPP untuk mendelegitimasi posisi Suharso Monoarfa.

        "Di lain pihak KIB berkomitmen untuk menjaring tokoh internal sebagai kandidat bakal Capres 2024 mendatang," jelasnya.

        Rijal menyarankan agar semua pihak internal partai ataupun mitra koalisi KIB untuk solid dan bersama-sama memenangkan perolehan suara pada Pemilu 2024.

        Jangan sampai perolehan suara tidak tercapai yang membuat penyesalan sehingga tersingkir.

        "Jangan sampai apa yang dilakukan para kader di luar instruksi partai akan merusak, bahkan merugikan PPP sebagai partai Islam terbesar, serta merusak soliditas KIB," kata Rijal. (*)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: