Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meskipun Perdagangan Minyak Sawit Indonesia ke Uni Eropa Banyak Hambatan, Tapi…

        Meskipun Perdagangan Minyak Sawit Indonesia ke Uni Eropa Banyak Hambatan, Tapi… Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kelapa sawit telah menjadi sumber devisa nonmigas utama di Indonesia. Buktinya, pada tahun 2021, nilai ekspor minyak sawit telah mencapai US$35,79 miliar dengan volume 34,2 juta MT. Uni Eropa telah menjadi pasar tradisional dan strategis dalam perdagangan ekspor kelapa sawit Indonesia.

        Diungkapkan Direktur Responsible Palm Oil Initiative (RPOI), Rosediana, perdagangan minyak kelapa sawit umumnya banyak menghadapi berbagai hambatan di Eropa. Mulai dari munculnya Renewable Energy Directive 1 (RED-1); disusul dengan RED-II dengan aturan pelaksanaannya atau Delegated Regulation (semacam Peraturan Pemerintah di Indonesia).

        Baca Juga: Peniadaan PE Sudah Berdampak Pada Harga Sawit?

        Sementara, Peneliti Senior PPKS Medan Donald Siahaan menyampaikan, berbagai aspek teknis biofuel yang berasal dari sawit sangat bermanfaat baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, sudah seharusnya minyak sawit akan menjadi high on demand sehingga seharusnya harganya tetap akan baik dan tinggi.

        Pengamat Kehutanan dan Lingkungan Petrus Gunarso berfokus pada isu-isu yang dipakai oleh Uni Eropa untuk menghambat ekspor Indonesia ke Uni Eropa yaitu dalam hal biodiversity dan deforestasi serta kebijakan kehutanan secara umum.

        Melansir laman InfoSAWIT pada Selasa (19/7), isu deforestasi dan perubahan lahan baik langsung maupun tidak langsung menjadi fokus implementasi dari RED-II Eropa. Isu ini dikemas dalam semangat memperjuangkan upaya konservasi dan pencegahan biodiversity loss

        Baca Juga: Komitmen Dukung Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan, Pemerintah Sesuaikan Tarif Pungutan Ekspor CPO dan Turunannya

        Secara umum memang isu ketidakadilan, diskriminasi, dan ketakutan dalam persaingan perdagangan merupakan hal yang wajar untuk dipersengketakan di tengah kesulitan ekonomi pada dan pasca pandemi Covid-19 ini. Kendati demikian, Indonesia tetap optimis bahwa sawit merupakan komoditas yang baik untuk Indonesia, dunia, dan juga untuk lingkungan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: