Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasca Satu Tahun Transisi, Produksi Blok Rokan Terus Meningkat

        Pasca Satu Tahun Transisi, Produksi Blok Rokan Terus Meningkat Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menjelang satu tahun pasca alih kelola Wilayah Kerja (WK) Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membuktikan kemampuannya mempertahankan tingkat produksi melalui kegiatan operasi yang masif dan agresif.

        Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan PHR mempertahankan tingkat produksi yang kini mencapai rata-rata 161 MBOPD,.

        Angka tersebut terbilang baik dibandingkan apabila perusahaan tidak melakukan pengeboran secara masif karena hanya menghasilkan 142 MBOPD. Kinerja tersebut bisa dicapai berkat kolaborasi berbagai pihak, baik internal perusahaan, mitra kerja, maupun pihak pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

        Sejak hari pertama alih kelola pada 9 Agustus 2021, PHR yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina ini telah berhasil melaksanakan pengeboran sumur baru sejumlah 350 sumur, atau rata-rata lebih dari satu sumur per hari. Pengeboran ini adalah bagian dari upaya mendukung ketahanan energi nasional dan target-target yang telah ditetapkan.

        ”Kontribusi dari sumur-sumur pengembangan mampu mempertahankan tingkat produksi dan menunjukkan operasi yang optimal, sehingga WK Rokan tetap menduduki posisi sebagai salah satu produsen minyak terbesar di Indonesia, dengan kontribusi 24% produksi minyak nasional,” ungkap Dirut PHR, Jaffee A. Suardin. 

        Hingga saat ini, PHR telah mengoperasikan 19 rig pengeboran dan 33 rig WOWS. WK Rokan menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional. Seluruh hasil lifting WK Rokan dimanfaatkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina.

        Dalam prosesnya dibutuhkan proses yang komprehensif untuk melakukan pengeboran setiap sumur, mulai dari tahap perencanaan, perizinan, pengadaan barang-jasa pendukung, persiapan lokasi, hingga pelaksanaan pengeboran sumur minyak membutuhkan waktu setidaknya enam bulan.

        Rangkaian tahapan pekerjaan yang sedemikian rupa memerlukan kolaborasi yang kuat dan keahlian SDM dari lintas fungsi PHR. Ini adalah hasil kerja sama ratusan hingga ribuan pegawai dan mitra kerja PHR yang saling bahu membahu untuk mencapai kinerja yang selamat, andal, dan lancar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: