Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panglima TNI Jelaskan Alasan Dipilihnya Dokter F dalam Autopsi Brigadir J

        Panglima TNI Jelaskan Alasan Dipilihnya Dokter F dalam Autopsi Brigadir J Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah dipilih oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), dokter F dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto akan terlibat dalam autopsi ulang jenazah Brigadir J pada Rabu (27/7) mendatang.

        Menanggapi hal itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyampaikan pesan tegas kepada dokter tersebut untuk menjaga integritas dan kredibilitasnya. "Keilmuan dan objektivitas harus jadi prioritas," pesan Jenderal Andika menegaskan.

        Baca Juga: Bahkan, Brigadir J Masih Menelepon Ibunya di Tanggal 8 Juli: Saya Minta Izin...

        Eks Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) itu menegaskan tidak ada arahan dalam penentuan siapa yang dokter bergabung dalam proses autopsi ulang jenazah Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. "Dokter F ini dipilih karena memiliki kompetensi di bidangnya," tegas Jenderal Andika di Mabes TNI, Minggu (24/7).

        Meski belum ada komunikasi resmi, jenderal bintang empat itu menyampaikan bahwa pihaknya telah siap dengan sumber daya manusia maupun fasilitas pendudung berupa rumah sakit jika dibutuhkan.

        Sebelumnya, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J Johnson Panjaitan menyampaikan ada kejanggalan kematian Brigadir J yang dilaporkan karena baku tembak. Terdapat sejumlah luka sayatan, memar dan luka membiru, luka di leher diduga dilukai dengan benda tertentu, serta luka pada jari dan kaki.

        Baca Juga: Polri Buka-Bukaan Status Bharada E di Kasus Dugaan Pembunuhan Brigadir J, Ternyata Statusnya Itu....

        Kecurigaan atas luka-luka di tubuh Brigadir J tersebut mendorong pihak keluarga membuat laporan polisi ke Bareskrim Polri atas dugaan pembunuhan berencana dan meminta dilakukan autopsi ulang.

        "Kami masih berkeyakinan ini bukan cuma tembak-menembak, ini ada penganiayaan dan juga lokasinya tidak di sini (TKP)," kata Johnson ditemui di lokasi prarekonstruksi yang digelar di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: