Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sukseskan Transisi Digital, Perbankan Disarankan Terapkan Teknologi ini

        Sukseskan Transisi Digital, Perbankan Disarankan Terapkan Teknologi ini Kredit Foto: BCA Digital
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Transaksi melalui perbankan digital telah tumbuh signifikan sejak dimulainya pandemi COVID-19. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui tren tersebut dari besarnya peningkatan penerimaan dan preferensi masyarakat dengan berbelanja secara online melalui berbagai platform e-commerce. Bank Indonesia mencatat total nilai transaksi perbankan digital mencapai Rp 3.766,7 triliun pada Mei tahun ini, meningkat 20,82 persen (year-on-year) dibandingkan tahun 2021.

        Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengidentifikasi ada 2.593 cabang fisik bank tutup di rentang 2017-2021, tetapi pada saat yang sama tercatat pertumbuhan 3 kali lipat dalam transaksi digital.

        Di Indonesia sudah banyak bank dan platform e-commerce yang memberikan layanan bank secara digital dan menciptakan aplikasi bank digital seperti Jenius oleh BTPN, Livin oleh Bank Mandiri, serta bank digital berbasis e-commerce seperti SeaBank (oleh Shopee) – disusul Allo Bank, Permata Bank, dan Aladin.

        Meski telah mengintegrasikan teknologi digital, sebagian besar proses orientasi dan layanan pelanggan masih bergantung pada kehadiran fisik. Sebagian besar calon nasabah yang berpotensi untuk diberi layanan kredit masih belum terlayani, dievaluasi, dan terlindungi secara efisien.

        Selain itu, bank-bank yang menargetkan segmen UMKM juga tidak memiliki teknologi dan pengetahuan memadai untuk menilai kelayakan kredit mereka.

        Dalam skenario tersebut,  Perusahaan teknologi AI asal Singapura, ADVANCE.AI (AAI) mengungkapkan, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (machine learning) dapat menjadi solusi dan mengurangi risiko sehingga bank bisa belajar untuk mengategorikan, mencocokkan jenis dan jangka waktu pinjaman, dan berlatih untuk mengelola risiko dengan lebih baik.

        AAI adalah salah satu pelopor yang menciptakan platform one-stop inovatif untuk membantu lembaga keuangan melakukan verifikasi identitas digital (digital identity verification), orientasi pelanggan (customer onboarding), mitigasi penipuan (fraud mitigation), dan pengenalan dokumen identitas (identity document recognition) di dalam sebuah kerangka kerja yang sangat aman dan patuh.

        Bermitra dengan lebih dari 800 klien di sektor jasa keuangan, multi-finance, dan e-commerce seperti Standard Chartered Bank, BTPN, MNC Bank, Bank Mega, Gojek, dan Tokopedia, tujuan utama AAI adalah membuat proses transaksi digital di bank dan institusi keuangan sejenisnya, lebih aman, cepat, dan efisien, tanpa mengorbankan keamanan informasi pribadi dan/atau dana klien.

        “Verifikasi identitas secara digital dan teknologi manajemen risiko akan dapat mendukung bank, entitas tekfin, dan perusahaan multi-finance untuk bisa secara digital menerima nasabah dan pelaku UMKM baru, serta menilai risiko dan kelayakan kredit dari segmen-segmen tersebut, yang banyak di antaranya tidak mempunyai profil kredit lengkap,” ujar Ronald F. Molenaar, Indonesia Country Manager ADVANCE.AI dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/8/2022).

        AAI juga merupakan perusahaan pertama di Asia Tenggara yang telah lulus tes kelayakan Presentation Attack Detection (PAD) iBeta terhadap serangan penipuan (fraudulent attacks), yang sesuai dengan sertifikasi International Organization for Standardization (ISO) 30106-3 untuk produk liveness detection.

        “Bertambahnya jumlah UMKM baru serta tumbuhnya kelas menengah di Indonesia adalah indikasi bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menerapkan solusi bisnis yang lebih sederhana dengan bantuan AI. Perbankan digital akan semakin gencar di masa depan karena meningkatnya preferensi publik untuk mengakses layanan perbankan melalui ponsel, serta adanya tuntutan sebuah sistem pembayaran digital yang praktis. Namun, sistem pembayaran ini juga harus dilengkapi dengan langkah-langkah keamanan online yang lebih kokoh, dan hal tersebut dapat terwujud dengan memanfaatkan machine learning untuk menganalisis kelayakan kredit,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: