Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Antisipasi Bahaya Krisis Pangan, Pemerintah Dorong Pengembangan Kelapa Genjah

        Antisipasi Bahaya Krisis Pangan, Pemerintah Dorong Pengembangan Kelapa Genjah Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah mendorong pengembangan kelapa genjah di tanah air. Sebab, harganya di pasar ekspor sangat kompetitif. Kelapa genjah pandan wangi di Amerika Serikat (AS) mencapai Rp80–120 ribu per buah dengan pengemasan bagus.

        Program ini atas instruksi Presiden Joko Widodo sebagai upaya memperkuat sektor pertanian menghadapi krisis pangan global sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengembangkan ekonomi wilayah.

        Implementasi pengembangan kelapa genjah diintegrasikan dengan komoditas pertanian lainnya, seperti cabai, kedelai jagung, dan ternak. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah, mengungkapkan salah satu daerah pengembangan kelapa genjah ialah Kabupaten Karanganyar.

        Pola dilakukan dua cara bertindak yakni pekarangan sebanyak 67% dan kawasan/ hamparan 33%. “Targetnya yakni masyarakat dapat menghasilkan produk kelapa dengan nilai tambah dan jual tinggi,” ucapnya,kemarin.

        Dalam program pengembangan kelapa genjah satu juta batang nasional, Kementrian Pertanian mengalokasikan untuk Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sebanyak 59.000 batang. Calon petani dan lahannya sudah siap, begitu juga kesiapan bibit. Andi menambahkan kondisi saat ini sudah siap tanam, baik di pekarangan maupun hamparan.

        “Produk kelapanya nanti kita capai yaitu gula semut dan kelap segar. Estimasi produksi gula semut 222 ton per tahun nilainya Rp5,56 miliar pertahun dan kelapa segar 144 ribu butir per tahun, nilainya Rp2,86 miliar per tahun,” tambah Nur Alam

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: