Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertempuran Sengit Pecah di Ukraina Timur, Pasukan Rusia Diduga Pakai Cara...

        Pertempuran Sengit Pecah di Ukraina Timur, Pasukan Rusia Diduga Pakai Cara... Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
        Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

        Pertempuran sengit berkecamuk di sekitar kota Pisky di Ukraina timur pada Kamis (11/8/2022) ketika Rusia menekan kampanyenya untuk merebut semua wilayah industri Donbas. Sementara itu di sebelah barat Kyiv menuduh Moskow menggunakan pembangkit nuklir untuk melindungi artilerinya.

        Seorang pejabat Republik Rakyat Donetsk yang didukung Rusia mengatakan Pisky, di garis depan hanya 10 km (6 mil) barat laut ibu kota provinsi Donetsk, berada di bawah kendali pasukan Rusia dan separatis.

        Baca Juga: Pakar Militer Rusia: Amerika Tolak Pasok F-16 untuk Ukraina Gegara Skandal Zelensky

        “Panas di Pisky. Kota ini milik kita tetapi masih ada kantong-kantong perlawanan yang tersebar di utara dan baratnya,” kata pejabat itu, Danil Bezsonov, di Telegram.

        Pejabat Ukraina membantah bahwa kota yang dijaga ketat itu, kunci pertahanan Donetsk, telah jatuh. Reuters tidak dapat memverifikasi akun medan perang.

        Wilayah Donbas yang terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk menjadi tujuan utama Moskow setelah gagal merebut ibu kota Kyiv pada awal perang pada Februari.

        Luhansk sekarang hampir sepenuhnya berada di bawah kendali Rusia tetapi Donetsk masih bertahan.

        Oleksiy Arestovych, seorang penasihat presiden Ukraina, mengatakan dalam sebuah wawancara yang diposting di YouTube bahwa "gerakan Rusia ke Pisky" telah "tidak berhasil".

        Gubernur regional Luhansk Serhiy Gaidai, yang diwawancarai di TV Ukraina, mengatakan Rusia telah mengirim semakin banyak tentara bayaran ke wilayah tersebut, termasuk dari perusahaan keamanan swasta Wagner.

        "Kami pernah memiliki kota-kota Ukraina yang damai. Sekarang kami telah didorong ke Abad Pertengahan ... Orang-orang sekarang pergi karena mereka takut membeku di musim dingin yang akan datang," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: