Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sambut Harnas UMKM, Menkop-UKM Sebut Transformasi Digital Kunci UMKM Pulih dan Tahan Resesi

        Sambut Harnas UMKM, Menkop-UKM Sebut Transformasi Digital Kunci UMKM Pulih dan Tahan Resesi Kredit Foto: Kemenkop-UKM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam menyambut puncak Peringatan Hari Nasional (Harnas) UMKM tahun 2022 di Bandung, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki menyebut transformasi digital menjadi kunci bagi UMKM untuk pulih dari pandemi dan membuatnya makin kuat bertahan menghadapi ancaman resesi.

        Menkop-UKM Teten Masduki dalam acara Peringatan Harnas UMKM di Cihampelas Walk, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8) mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momentum Harnas UMKM sebagai dukungan bagi para pelaku UMKM agar cepat pulih dan mampu bertahan di tengah ancaman resesi global.

        Baca Juga: Dorong Pebisnis Disabilitas Kuasai Ekonomi Digital, Kemenkop dan UKM Gandeng Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia

        "Saat ini perekonomian Indonesia pulih lebih cepat dibanding negara-negara lain, yaitu tumbuh 5,44 persen pada semester I tahun 2022," kata Menteri Teten dalam keterangan tertulis, Jumat (12/8/2022).

        Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil untuk mempertahankan perekonomian domestik tetap aman melalui sejumlah kebijakan seperti program sosial, pemberian subsidi, suku bunga, dan penguatan produk dalam negeri khususnya UMKM dalam beberapa Kementerian/Lembaga.

        "Terutama program digitalisasi yang sangat masif telah membuat UMKM mampu bertahan dan bahkan berekspansi pada masa pandemi," kata Menkop-UKM Teten Masduki.

        Turut mendampingi Menkop-UKM, Sekretaris Kemenkop-UKM Arif Rahman Hakim, Deputi Bidang UKM Kemenkop-UKM Hanung Harimba Rahman, serta dihadiri oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru, Wakil Gubernur Riau Edy Afrizal Natar, dan Bupati serta Wakil Bupati seluruh Indonesia.

        Menteri Teten mengatakan, perekonomian dunia selanjutnya diprediksi masih tumbuh lebih lambat. Bahkan, IMF telah mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen untuk tahun 2022 dan tahun depan lebih lemah lagi dari 3,6 persen ke 2,9%. "Untuk itu, kita perlu terus menjaga ekonomi domestik sebagai sumber pertumbuhan dan khususnya UMKM. AKan tetapi, kita juga perlu menciptakan peluang untuk perluasan pasar luar negeri," katanya.

        Di satu sisi, adopsi teknologi dan inovasi digital berpotensi untuk meningkatkan ketahanan, produktivitas, dan pemulihan ekonomi. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp5.400 triliun di tahun 2020-2030 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

        Diakui MenkopUKM, selama dua tahun pandemi mendorong UMKM bertransformasi digital, 19 juta UMKM saat ini masuk dalam ekosistem digital, tumbuh sekitar 137% dari sebelum pandemi. "Kita optimistis target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada tahun 2024 dapat tercapai, termasuk di dalamnya target 1 juta produk UMKM on-boarding dalam e-katalog belanja pemerintah pusat dan daerah di tahun 2022," katanya.

        Saat ini Menteri Teten mengatakan, tidak hanya e-commerce yang bertumbuh, platform lainnya juga berkembang, seperti penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi (edutech), properti berbasis teknologi (property-tech), transportasi online (ride hailing), dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech). Pada 2030, nilai transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai masing-masing Rp160,4 triliun, Rp575 triliun, Rp202,4 triliun, Rp401 triliun, dan Rp471,6 triliun.

        "Konsumsi masyarakat harus didorong bagaimana daya beli masyarakat diperkuat, menciptakan lapangan kerja, mendorong masyarakat membeli dan belanja produk dalam negeri atau produk UMKM," kata Menkop-UKM.

        Baca Juga: Menkop-UKM Dorong UMKM Jajaki Potensi Ekspor Tanaman Kratom ke AS

        Contohnya, komoditas khusus, yaitu minyak goreng. Kemenkop-UKM saat ini mulai dengan program minyak makan merah, petani difasilitasi dari pengolahan, pembangunan pabrik, yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Kemudian, juga substitusi impor kacang kedelai dengan kacang koro.

        "Ini sama enaknya dengan kedelai bisa menjadi bahan pembuatan tempe maupun kecap jadi lebih produktif. Kami sedang menyiapkan ekosistemnya yang juga perlu kerja sama berbagai pihak. Bahkan, kami sudah hitung kebutuhan tiap daerah, kita perlu mengajak para pelaku koperasi tempe tahu untuk memproduksinya dengan kacang koro," kata Menteri Teten.

        Sementara itu, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kemenkop-UKM dengan Himbara, Asosiasi, dan Lembaga Keuangan lainnya dalam pengembangan SKOPI.

        Juga dilakukan penyerahan berbagai seperti Sertifikat HACPP, NIB, BPJS Ketenagakerjaan kepada Garda Transfumi, Sertifikasi Halal, BPOM, Tanda Daftar Merk hingga penyerahan KUR Mikro kepada UMKM, sekaligus peluncuran ISSMEI (Layanan Terintegrasi UMKM).

        Kerja Sama Perdagangan

        Menkop-UKM Teten mengapresiasi inisiatif kerja sama perdagang yang dilakukan antarprovinsi dalam hal pertukaran produk UMKM seperti yang dilakukan antara Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel).

        "Ide perdagangan antarprovinsi penting guna menggenjot ekonomi dalam negeri. Kami apresiasi langkah kedua provinsi ini. Daerah memiliki peran menciptakan ekonomi yang sehat," katanya.

        Di kesempatan yang sama, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengapresiasi kinerja program Kemenkop-UKM yang dipimpin Menteri Teten, di mana hingga saat ini terasa akselerasi di bidang UMKM yang terus meningkat di Jabar. Untuk itu, dalam rangka perayaan Harnas UMKM di Jabar ini, Kang Emil sapaan akrabnya, menjadi petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa bagaimana Indonesia mampu bertahan dari gejolak ekonomi, salah satunya dengan pemberdayaan UMKM.

        "Kalau kita lihat, tidak ada di dunia Hari UMKM. Banyak negara perang bahkan menjadi negara gagal atau bangkrut seperti Yugoslavia karena tidak memiliki kekuatan ekonominya dari UMKM," kata Emil dalam sambutannya.

        Baca Juga: BI Targetkan 45 Juta UMKM Gunakan QRIS

        Ia merinci, saat ini pertumbuhan ekonomi Jabar mencapai 5,6 persen dengan inflasi di kisaran angka 4 persen. "Selama pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari inflasi, insyaallah kita aman. Negara-negara krisis itu karena inflasinya lebih tinggi. Harga energi naik 5 kali lipat, harga pangan 3 kali lipat. Bisa dibilang negara Eropa banyak yang lebih sulit dari Indonesia," kata Emil.

        Kuncinya, kata dia, adalah jangan bergantung perdagangan dengan luar. Masing-masing daerah harus mampu memaksimalkan produk unggulan daerahnya, dan menjalin kerja sama perdagangan sehingga ekonomi dalam negeri makin kuat.

        "Hal tersebut menjadi alasan kami bekerja sama dengan Provinsi Sumsel. Semoga upaya pertukaran kebutuhan barang dan perdagangan antar provinsi atau daerah ini bisa difasilitasi dengan Kemenkop-UKM sehingga menjadi jurus selamat supaya tidak kita tidak seperti Ukraina dan Yugoslavia," kata Emil.

        Senada, Gubernur Sumsel Herman Deru yang menekankan, pihaknya bersepakat menjalin hubungan dagang dengan Provinsi Jabar setelah sebelumnya telah dilakukan dengan Provinsi Jatim.

        "Diharapkan Pemerintah dalam hal ini Kemenkop-UKM bisa intervensi lebih dalam. Mengingat, UMKM sangat mampu bertahan di tengah kontraksi ekonomi, memiliki daya saing luar biasa, pasarnya jelas, membuat Indonesia tangguh dalam sisi ekonomi kerakyatannya di banding negara-negara lain," kata Herman.

        Herman menegaskan, ketangguhan UMKM tidak bergantung dengan pihak luar. "Misalnya dari minyak goreng, program Kemenkop-UKM yang mendorong petani punya pabrik minyak goreng sendiri meskipun kecil, membuktikan agar Pemerintah hadir di tengah masyarakat," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: