Amerika Ciptakan Konflik, Vladimir Putin Blak-blakan Bicarakan Tatanan Dunia Unipolar
Amerika Serikat diduga terus mendorong permusuhan yang berkepanjangan di Ukraina, kata Presiden Rusia Vladimir Putin. Langkah Washington diduga untuk mempertahankan hegemoni.
"Mereka membutuhkan konflik untuk mempertahankan hegemoni mereka," ujar Putin. "Itulah mengapa mereka mengubah orang Ukraina menjadi umpan meriam."
Baca Juga: Vladimir Putin vs Dunia! Rusia bakal Sulap Kekuatan Sekutu dengan Senjata Mematikan
Berbicara pada konferensi keamanan yang dihadiri oleh pejabat militer dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin, pada Selasa (16/8), Putin menegaskan kembali klaim lama yang sering diulang. Keputusannya mengirim pasukan ke Ukraina sebagai tanggapan terhadap AS yang mengubah negara itu menjadi benteng anti-Rusia.
"Situasi di Ukraina menunjukkan bahwa Amerika Serikat sedang mencoba untuk menarik konflik keluar," ujar Putin.
Putin bahkan menyatakan, AS saat ini sedang bertindak dengan cara yang persis seperti yang terjadi di Ukraina. "Mencoba untuk memicu konflik di Asia, Afrika dan Amerika Latin," katanya.
Pidato tersebut merupakan upaya terbaru oleh pemimpin Istana Kremlin untuk menggalang dukungan di tengah sanksi Barat yang menargetkan ekonomi dan keuangan Moskow. Sanksi yang diberikan juga menghantam kepada struktur pemerintahannya, pejabat tinggi, dan bisnis atas tindakan Moskow di Kiev sejak 27 Februari.
Putin juga menarik persamaan antara AS yang mendukung Ukraina dan kunjungan baru-baru ini ke Taiwan oleh Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi. Dia menuduh bahwa keduanya adalah bagian dari dugaan upaya Washington untuk memicu ketidakstabilan global.
"Petualangan Amerika di Taiwan bukan hanya perjalanan politisi yang tidak bertanggung jawab," ujar Putin.
Menurut presiden Rusia itu, keputusan kunjungan tersebut adalah bagian dari strategi AS yang disengaja dan sadar untuk dimaksudkan mengacaukan situasi. Tindakan itu dinilai dirancang dalam menciptakan kekacauan di kawasan dan seluruh dunia.
"Sebuah demonstrasi terang-terangan tidak menghormati kedaulatan negara lain dan kewajiban internasionalnya sendiri,” kata Putin.
Pemimpin Rusia mengklaim bahwa elit globalis Barat mencoba untuk mengalihkan kesalahan atas kegagalan mereka sendiri ke Rusia dan Cina.
"Tidak peduli seberapa keras penerima manfaat dari model globalis saat ini mencoba untuk berpegang teguh pada itu, itu akan hancur," ujarnya.
Baca Juga: Seisi Elite Kremlin Panik, Dokumen Bocor Sebut Nama Orang Lingkaran Putin Dekati Intelijen Barat
“Era tatanan dunia unipolar hampir berakhir,” tambahnya.
Berbicara pada konferensi yang sama, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menuduh, sekutu Barat memberikan pasokan senjata ke Ukraina.
Selain itu mereka juga memberikan informasi intelijen terperinci dan mengerahkan instruktur untuk membantu militer Ukraina mengoperasikan sistem senjata.
“Badan intelijen Barat tidak hanya menyediakan koordinat target untuk meluncurkan serangan, tetapi spesialis Barat juga telah mengawasi input data tersebut ke dalam sistem senjata,” kata Shoigu.
Shoigu menepis tuduhan bahwa Rusia berpotensi menggunakan senjata nuklir atau kimia dalam konflik yang terjadi di Ukraina. Dia menegaskan tuduhan tersebut sebagai kebohongan mutlak.
“Dari sudut pandang militer, tidak perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” kata Shoigu. “Misi utama pasukan nuklir Rusia adalah memberikan pencegah terhadap serangan nuklir.”
Shoigu menambahkan bahwa klaim kemungkinan serangan kimia oleh Rusia sama-sama tidak masuk akal. Dia mengatakan, Moskow sepenuhnya melikuidasi persediaan senjata kimianya sesuai dengan perjanjian internasional yang melarang senjata kimia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: