Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan telah banyak permintaan yang masuk untuk produk minyak makan merah. Salah satunya dari jaringan restoran. Adapun minyak ini dihadirkan sebagai alternatif pilihan minyak goreng.
Menurutnya, sebanyak 200 ton minyak makan merah sudah diminta oleh jaringan restoran. Hal ini berkat peran dari Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo).
"Saya mendapat informasi bahwa dari jaringan restoran sudah ada permintaan 200 ton," ucapnya di Jakarta, kemarin.
Teten mengatakan, minyak makan merah juga bisa didistribusikan ke sekitar Kawasan kebun sawit. Bahkan, jumlahnya cukup besar dibandingkan dengan rata-rata produksi per hari.
Diungkapkan Teten, di ssktor pengolahan juga didorong pembangunan satu pabrik sederhana, untuk mengolah minyak makan merah setiap 1.000 hektare lahan kelapa sawit. Sehingga pabrik-pabrik minyak tersebut akan tersebar di beberapa titik.
“Setiap 1.000 hektare sawit kita bisa bangun mini pabrik untuk CPO dan minyak makan merah,”tambahnya.
Hal ini akan membawa dampak yang baik bagi petani sawit kedepannya. Artinya, petani tidak hanya menjual tandan buah segar (TBS), tapi juga menjual produk olahannya.
“Sekarang petani sawit senang karena mereka tidak lagi hanya menjual TBS tapi juga punya nilai tambah karena bisa mengolah TBS sawitnya jadi minyak makan merah dan itu bisa didistribusikan ke masyarakat. Ini solusi bagaimana kita menyejahterakan petani sawit," pungkas Teten.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: