Capaian Menakjubkan KemenKopUKM Terhadap Ekonomi RI Lima Tahun Kepemimpinan Jokowi
Teten Masduki merupakan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) untuk periode 2019-2024 yang diberi amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memajukan sektor koperasi dan mendorong UMKM naik kelas.
Teten segera menyusun skema transformasi ekonomi yang bertujuan menciptakan struktur ekonomi yang lebih berkeadilan dalam upaya memenuhi amanat yang diberikan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap yang Berubah di Kemenkeu Era Prabowo
Langkah ini selaras dengan visi Presiden Jokowi yang memprioritaskan pengembangan UMKM dan sumber daya manusia dalam masa pemerintahannya.
“Diperlukan transformasi ekonomi agar struktur ekonomi kita lebih adil. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan UMKM, sehingga usaha mikro dapat berkembang menjadi usaha kecil, usaha kecil menjadi usaha menengah, dan usaha menengah dapat berkembang menjadi usaha besar,” ujar Teten dalam Serah Terima Jabatan dan Pisah Sambut Menteri Koperasi di Jakarta, dikutip Selasa (21/10).
Selama lima tahun masa jabatannya, Teten secara konsisten mengelola koperasi sebagai badan usaha strategis untuk UMKM, yang saat ini mencakup sekitar 99 persen dari populasi pelaku usaha di Indonesia.
“UMKM menyumbang 61 persen dari PDB nasional dan menciptakan 97 persen lapangan kerja. UMKM juga memiliki keunggulan yang unik, yaitu ketangguhannya menghadapi krisis. Baik pada krisis ekonomi tahun 1997 maupun saat pandemi COVID-19, UMKM terbukti lebih tahan banting dibanding perusahaan besar,” jelas Teten.
Pada awal kepemimpinannya, Kementerian Koperasi dan UKM turut berperan penting dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya dalam merespons dampak pandemi COVID-19.
“Setelah pandemi berakhir, kami memasuki fase baru yang fokus pada inovasi, termasuk memperkuat koperasi sebagai wadah konsolidasi bagi usaha mikro dan kecil agar dapat meningkatkan skala ekonominya,” ungkap Teten.
Teten juga menjelaskan bahwa koperasi dapat mempercepat akselerasi usaha mikro dan kecil dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Hal ini akan memungkinkan mereka menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan nilai ekonomi yang lebih besar.
“Koperasi berfungsi sebagai aggregator, menggabungkan proses dan hasil dari usaha mikro dan kecil. Dengan demikian, mereka dapat terhubung dengan rantai pasok yang lebih luas. Inilah fondasi yang kami bangun,” tambah Teten.
Lebih lanjut, Teten menekankan bahwa salah satu indikator keberhasilan transformasi ekonomi suatu negara adalah rasio kewirausahaannya. Semakin tinggi rasio tersebut, semakin dekat suatu negara menuju status negara maju.
“Ini adalah bagian dari upaya kita mewujudkan Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Di mana untuk menjadi negara maju, pendapatan per kapita Indonesia diproyeksikan bisa mencapai 30.000 dolar AS pada 2045,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement