Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tahan Penyesuaian Harga BBM Subsidi Demi Jaga Inflasi

        Tahan Penyesuaian Harga BBM Subsidi Demi Jaga Inflasi Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rencana pemerintah untuk menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan solar harus ditahan terlebih dahulu guna menjaga inflasi tetap berada pada target yang ditetapkan oleh pemerintah.

        Ekonom Centre of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Yusuf Rendi Manilet, mengatakan seharusnya pemerintah bisa untuk sementara waktu menahan agar tidak menaikkan harga BBM mengingat langkah menaikkan harga BBM berpeluang besar untuk kemudian berdampak terhadap kenaikan inflasi. 

        Baca Juga: Rencana Penyesuaian Harga BBM Subsidi Dinilai Tepat

        "Hal ini tentu akan berdampak terhadap beragam hal yang pertama prakiraan target inflasi yang ditetapkan pemerintah berpeluang tidak tercapai, artinya inflasi yang ditetapkan pemerintah berada di kisaran 3 plus minus 1 akan lebih tinggi dari itu," ujar Yusuf saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Sabtu (20/8/2022).

        Yusuf menilai kenaikan inflasi yang cukup tinggi seperti mencapai di atas 5 persen maka akan berpotensi terhadap daya beli masyarakat, terutama kelompok kelas menengah ke bawah dan juga berpotensi terhadap potensi kenaikan jumlah penduduk miskin di tahun ini. 

        "Sehingga hal ini yang kemudian perlu dijadikan pertimbangan oleh pemerintah sebelum memutuskan menaikkan harga BBM subsidi," ujarnya.

        Yusuf melihat keputusan untuk menaikkan harga BBM di dalam negeri tentu pemerintah perlu melihat urgensi dan kemampuan dari pemerintah itu sendiri. Kalau melihat dari urgensi memang saat ini kita tahu harga minyak mengalami kenaikan yang cukup tinggi sehingga berdampak terhadap harga acuan ICP yang juga mengalami peningkatan peningkatan ini tentu berdampak terhadap harga jual yang lebih tinggi. 

        "Akibatnya pemerintah perlu menanggung beban yang lebih tinggi mengingat asumsi harga minyak yang ditetapkan sebelumnya jauh di bawah Prakiraan proyeksi harga minyak Global yang ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga ini tentu dilihat pemerintah sebagai suatu alasan untuk mempertimbangkan menaikkan harga minyak," ungkapnya.

        Baca Juga: Pengamat: Tidak Seharusnya Pemerintah Menaikkan Harga BBM Subsidi

        Namun, jika dilihat dari kesanggupan sebenarnya pemerintah juga telah menyampaikan akan menambah biaya kompensasi BBM dalam mengantisipasi kenaikan harga minyak global saat ini dan untungnya dari sisi APBN masih cukup mumpuni untuk menanggung beban kenaikan subsidi BBM dan juga kompensasi kenaikan harga minyak global saat ini. 

        "Artinya, kalau pun anggaran subsidi membengkak seperti misalnya yang disampaikan pemerintah mencapai Rp500 triliun pada dasarnya APBN masih punya kekuatan untuk menopang kenaikan tersebut. Apalagi kita tahu selama semester pertama APBN dari sisi penerimaan mengalami surplus ditopang oleh pertumbuhan penerimaan negara yang tumbuh signifikan," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: