Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Festival Indonesia Bertutur: Peristiwa Masa Lalu, Bekal Hadapi Tantangan Masa Kini

        Festival Indonesia Bertutur: Peristiwa Masa Lalu, Bekal Hadapi Tantangan Masa Kini Kredit Foto: Kemendikbudristek.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media (Dit. PPM) dan Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) menyelenggarakan Festival Indonesia Bertutur di kawasan Candi Borobudur pada 7-11 September 2022 mendatang.

        Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengungkapkan bahwa lomba tersebut merupakan salah satu upaya untuk memberikan pemanfaatan pengetahuan sejarah sebagai modal generasi muda menghadapi berbagai situasi.

        Baca Juga: Mendikbudristek Dorong Generasi Muda Kuasai Soft Skills Majukan Peradaban Dunia

        "Peninggalan-peninggalan arkeologi yang ada di Indonesia merupakan tanda peradaban. Seperti di kawasan Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah, tersebar situs-situs megalitikum tertua di Indonesia dan telah menjadi warisan budaya dunia. Kita harus bisa memanfaatkan keberadaan cagar budaya tersebut sebagai modal bagi generasi muda menghadapi situasi saat ini," jelas Hilmar dalam keterangan tertulisnya, Jum'at (19/8/22).

        Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra memaparkan bahwa dipilihnya medium bertutur bisa dikemas dalam bentuk karya seni film, tari, dan media baru. Dia juga menilai bahwa melalui kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat mampu memahami keterhubungan peristiwa masa lalu dengan masa kini dan masa yang akan datang.

        Selain itu, Mahendra juga memaparkan bahwa nantinya karya-karya tersebut akan memberikan pengalaman naratif dan inspiratif dari berbagai cagar budaya yang ada di Indonesia saat ini. "Karya-karya tersebut akan memberikan pengalaman hasil narasi dan inspirasi dari cagar budaya yang disesuaikan dengan konteks saat ini," katanya.

        Direktur Artistik Indonesia Bertutur Melati Suryodarmo memaparkan bahwa ada beberapa tahap yang akan dilalui para peserta festival. Selain itu, dia juga menyebut bahwa terdapat beberapa program utama dalam festival yang pihaknya selenggarakan.

        "Setelah melalui proses penciptaan kurasi, festival ini akan menyajikan dua program pra festival dan enam program utama festival yang melibatkan 900 pelaku budaya dan lebih dari 100 karya," katanya.

        Sebagaimana diketahui, tradisi tutur merupakan bentuk kearifan lokal Indonesia dengan medium lisan yang dilakukan untuk menggambarkan peristiwa sejarah dan budaya. Tradisi tutur memiliki ragam cara dan biasa pula digunakan untuk ritual tertentu serta dilakukan dengan media baru. 

        Tradisi tutur juga biasa digunakan untuk memberikan beragam pembelajaran dari masa lalu yang bisa menjadi jawaban atas permasalahan aktual masa kini. Sedikitnya terdapat 20 Cagar Budaya yang menarik dan dapat ditarik sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat yaitu Sangiran, Liang Bua, Leang-Leang, Gugus Misool (Raja Ampat), Sangkulirang, Lore Lindu, Kutai, Tarumanegara, Kompleks Dieng, Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Prambanan, Candi Gunung Kawi, Muara Takus, Muaro Jambi, Candi Jago, Candi Singosari, Trowulan, dan Candi Bahal.

        Sementara itu, terdapat dua program pada prafestival, yakni Kompetisi cipta yang berlangsung sejak akhir tahun 2021 dan Temu Seni Indonesia Bertutur yang rangkaiannya telah dimulai pada bulan Mei-Agustus 2022. Temu Seni melibatkan 65 peserta, 8 narasumber, 8 fasilitator, 4 kota dan 4 cagar budaya yang direspon sebagai inspirasi seniman dalam penciptaan sebuah karya seni atau penyesuaian karya seni yang sudah tercipta.

        Program utama pada festival tersebut adalah Selametan, Festival Cahaya, video pemetaan seni pertunjukan dan instalasi, pertunjukan seni kontemporer, Festival Film Tari, Ruwatan Bumi, dan pameran seni rupa Expanded Media yang dipamerkan di empat ruang seni sekitar kawasan taman wisata candi Borobudur yaitu Museum H. Widayat, Apel Watoe Art Gallery, Limanjawi Art House, dan Eloprogo Art House. Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem seni rupa di sekitar Borobudur.

        Dalam gelaran tersebut juga dihadiri beberapa seniman ternama yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan Indonesia Bertutur 2022 antara lain adalah Tulus, Letto, Ardhito Pramono, Mila Rosinta, Senyawa, Gondola Team, Furyco, Josh Marcy, The Finest Tree, Fitri Setyaningsih, Choy Ka Fai, LZY Visual, Citra Sasmita, Gilang Anom, Teater Garasi, Khvay Samnang, Mella Jaarsma, Ade Dharmawan, Kamila Andini, Gilles Delmas, Nao Yoshigai, dan lainnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: