HIPMI Jakarta Utara Gelar Rakercab, Angkat Tema Kolaborasi Pengusaha Muda di Era Society 5.0
BPC HIPMI Jakarta Utara hari ini mengadakan Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) masa bakti 2021-2024, Senin (22/8/2022).
Tema yang diangkat saat ini adalah konteks industri, Society 5.0 merupakan konsep yang menekankan pada kemampuan industri untuk mengembangkan perekonomiannya secara keberlanjutan.
RAKERCAB BPC HIPMI masa bakti 2021-2024 dibuka oleh Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Utara Bapak Abdul Khalit, didampingi Ketua BPD HIPMI JAYA Sona Maesana, dan Ketua BPC HIPMI Jakarta Utara Dr. Michael Rampangilei.
Selain itu acara ini juga menghadirkan beberapa pembicara seperti Wakil Kedua Komisi III DPR RI Ahmad Saroni, Founder PT Cipta Marga Nusaphala Persada Jusuf Hamka, Co-Founder & COO TokoCrypto Teguh Kurniawan Harmanda dan Managing Director MotionPay Jessica Tanoesoedibjo.
Ketua Panitia RAKERCAB BPC HIPMI 2022 Yudhi Prabowo mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pengusaha muda dengan kolaborasi dan teknologi pada era Society 5.0.
Menurutnya kita dapat menghasilkan suatu bisnis atau produk yang inovatif yang dibutuhkan oleh pasar dan juga dapat mempertemukan para pengusaha muda dengan perusahaan yang membutuhkan produk atau jasa untuk menunjang kegiatan bisnis mereka yang berdampak kepada pemulihan percepatan ekonomi pada masa pandemi Covid-19.
Pada Triwulan II-2021, perekonomian Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage yakni mencapai 7,07% (yoy).
Pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut juga didorong oleh permintaan yang meningkat pada sektor informasi dan komunikasi karena terjadi pergeseran perilaku masyarakat ke arah ekonomi digital, terutama di masa pandemi yang mengharuskan masyarakat membatasi kegiatannya di luar rumah.
Situasi ini menjadi peluang untuk akselerasi transformasi digital di berbagai sektor ekonomi yang akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memacu terjadinya transformasi digital yang mengubah tatanan industri. Gelombang transformasi tersebut menjadi salah satu elemen dari terciptanya kerangka berpikir serta kebijakan industri baru, misalnya konsep Revolusi Industri 4.0.
Kecanggihan teknologi Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI) dan robotik pada sektor industri telah membawa perubahan signifikan kepada masyarakat.
Melalui teknologi tersebut, manusia dapat lebih mudah dan cepat dalam menemukan solusi dari masalah-masalah sosial serta menggantikan kerja fisik.
Fenomena ini pada akhirnya membangun suatu gagasan tentang teknologi dan manusia yang hidup berdampingan sehingga terciptalah kehidupan yang lebih bernilai.
Tujuan utama dari perancangan konsep Society 5.0 adalah untuk membangun masyarakat yang manusia-sentris ketika perkembangan ekonomi dan solusi atas permasalahan dapat diraih, serta setiap orang dapat menikmati hidup yang berkualitas.
Kunci untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah melalui penggabungan antara ruang siber dengan dunia nyata untuk menciptakan data yang berkualitas dan memberikan nilai baru maupun solusi untuk menyelesaikan setiap permasalahan.
Ketua BPC HIPMI Jakarta Utara Dr. Michael Rampangilei mengatakan, diperlukannya peran dan bantuan dari masyarakat sebagai salah satu sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni menjadi suatu keniscayaan pula agar Indonesia mampu menyongsong era Smart Society 5.0 sebagai salah satu penentu keberhasilan transformasi di era digital dengan perkembangan globalisasi ini.
Saat ini, SDM merupakan salah satu tantangan utama yang sedang dihadapi Indonesia agar mampu bersaing dan berkembang oleh negara lain yang memiliki SDM dan teknologi yang terus mengalami kemajuan.
Salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di era serba digital ini adalah dengan Penanaman Modal Asing (PMA) yang dilakukan oleh para pelaku usaha asing agar mempunyai izin dan hak dalam melakukan usahanya di Indonesia.
Kontribusi investasi asing akan membantu dalam pertumbuhan perekonomian nasional, sekaligus untuk mengembangkan kemampuan SDM agar mampu bersaing dalam skala internasional.
Dalam hal ini, HIPMI Jakarta Utara juga berperan penting dalam membantu meningkatkan kualitas dan level SDM Indonesia dengan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui beberapa terobosan atau program yang akan dicanangkan.
Semangat untuk bangkit lebih kuat harus terus terpatri pada tiap-tiap jiwa pengurus dan anggota HIPMI Jakarta Utara. Dalamnya potensi, luasnya jejaring, serta besarnya kemauan untuk menjadikan Indonesia maju merupakan suatu peluang yang tidak boleh disia-siakan.
“Pada kesempatan Rapat Kerja Cabang dan Forum Bisnis ini, diharapkan pengurus HIPMI Jakarta Utara dan perserta lainnya dapat memaksimalkan partisipasi dalam hal pemikiran, dukungan baik moril maupun materil, saran, dan pandangannya dalam menyikapi berbagai program kerja ke depan sebagai suatu kesepakatan yang dituangkan ke dalam Keputusan Rapat Kerja Cabang sebagai pedoman BPC HIPMI Jakarta Utara dalam mengemban tugas, amanah, dan tanggung jawab ke depan,“ tegas Michael.
Society 5.0 merupakan konsep yang mengimplementasikan teknologi pada Revolusi Industri 4.0 dengan mempertimbangkan aspek humaniora sehingga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dan menciptakan keberlanjutan.
Melalui teknologi AI pada Industri 4.0, big data pada seluruh aspek kehidupan dapat dikumpulkan melalui internet dan diubah menjadi pengetahuan baru yang mampu membangun kehidupan manusia yang lebih berarti.
Jika Industri 4.0 menempatkan teknologi hanya sebagai mesin atau alat untuk mengakses informasi, maka Society 5.0 menekankan bahwa teknologi dan fungsinya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Penggunaan teknologi pada Revolusi Industri 4.0 merupakan kunci dari perkembangan ekonomi. Melalui penggunaan teknologi tersebut, suatu model bisnis dapat dibuat menjadi lebih efektif dan efisien.
Isu keberlanjutan menjadi hal yang tidak kalah penting dalam konsep Society 5.0 karena perkembangan teknologi digital telah memberikan dampak positif terhadap tumbuhnya kolaborasi antar-stakeholder.
Melalui kolaborasi yang terus menerus, diharapkan para pengusaha, khususnya para pengusaha muda dapat menerima manfaat dari terjalinnya suatu bisnis.
Selain kolaborasi antar sesama pengusaha, salah satu konsep yang turut mendukung lingkungan kerja Society 5.0 adalah co-creation.
Konsep co-creation mengacu pada suatu aktivitas yang memungkinkan konsumen yang menggunakan produk/layanan berperan aktif dan berinteraksi langsung dengan perusahaan untuk membangun dan mengembangkan produk atau layanan yang baru dan inovatif dalam bisnis.
“Dengan mengambil tema “Kolaborasi Pengusaha Muda pada Era Society 5.0” yang sejalan dengan tema Rapat Kerja Daerah (Rakerda) HIPMI JAYA “Peran dan Sinergi Pengusaha Muda dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi”, diharapkan Rapat Kerja Cabang dan Forum Bisnis ini dapat terlaksana dengan baik yang menghasilkan berbagai pemikiran-pemikiran hebat yang mampu menjawab permasalahan ke depan,” tutup Michael.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: