Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan tiga strategi baru dalam menghadapi krisis pangan dunia. Ketiga strategi itu adalah peningkatan kapasitas produksi pangan pengendali inflasi dan pengurangan impor, pengembangan pangan subtitusi impor serta peningkatan ekspor pangan.
Muara dari strategi tersebut adalah ketersediaan pangan domestik meningkat, harga stabil, dan nilai ekspor pertanian melonjak. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan pembangunan pertanian sedang menghadapai berbagai permasalahan antara lain pandemi Covid-19 yang belum sepemuhnya pulih dan dampak perubahan iklim.
Permasalahan lain adalah munculnya kondisi geopolitik dengan antara Rusia dan Ukraina yang berdampak pada menurunnya produksi dan terganggunya distribusi pangan serta melambungnya harga komoditas pangan yang mengakibatkan tingginya inflasi.
“Semua itu kemudian memicu terjadinya krisis pangan dunia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Kementan menyusun tiga strategi baru dalam menghadapi krisis pangan dunia. Kami juga telah membuat langkah operasionalnya dilengkapi dengan lokasi pengembangan komoditas-komoditas pangan dimaksud,”tambahnya.
Baca Juga: Impor Gandum Terus Naik, Pemerintah Mulai Siapkan Sorgum Jadi Alternatif Substitusi
Diakui Syahrul, tantangan yang dihadapi saat ini memang luar biasa sehingga diperlukan kerja sama semua pihak. “Tantangan pertanian ke depan tidak ringan. Tahun 2023 itu menurut IMF (International Monetary Fund) dan Bapak Presiden (Joko Widodo) bahwa yang akan dihadapi adalah bukan sesuatu yang biasa-biasa saja,” imbuh Syahrul.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: