Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jenderal Tinggi Iran Pamer Puluhan Kota Dibentuk Sistem Pertahanan Sipil, Israel Bisa Apa?

        Jenderal Tinggi Iran Pamer Puluhan Kota Dibentuk Sistem Pertahanan Sipil, Israel Bisa Apa? Kredit Foto: Reuters/WANA/Iranian Army
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Seorang jenderal Iran mengatakan bahwa pemerintahnya melengkapi 51 kotanya dengan sistem pertahanan sipil untuk menggagalkan kemungkinan serangan Israel.

        Hal itu dikatakan seorang wakil menteri pertahanan Jenderal Mehdi Farahi, Sabtu (3/9/2022), di tengah meningkatnya ketegangan Iran dengan negara Yahudi itu dan Amerika Serikat.

        Baca Juga: Kapal Nirawak Amerika Diciduk Bermanuver di Laut Merah, Aksinya Digagalkan Iran

        “Peralatan pertahanan sipil memungkinkan angkatan bersenjata Iran untuk mengidentifikasi dan memantau ancaman dengan menggunakan perangkat lunak sepanjang waktu sesuai dengan jenis ancaman dan risiko," katanya seperti dikutip oleh media Iran.

        Dia menambahkan, saat ini  bentuk pertempuran menjadi lebih rumit. Perang hibrida termasuk serangan siber, biologis, dan radioaktif, telah menggantikan perang klasik.

        Ketegangan Iran dengan Israel dan Iran meningkat di tengah negosiasi kesepakatan nuklir.

        Iran menuduh kedua negara itu melakukan serangan siber dalam beberapa tahun terakhir yang telah merusak infrastrukturnya.

        Iran juga menuduh Israel, yang tidak membenarkan atau menyangkal bertanggung jawab, menyabotase fasilitas nuklirnya.

        Ketegangan antara AS dan Iran juga telah lama melanda kawasan itu.

        Dalam insiden terbaru, Iran menyita drone layar militer AS di Laut Merah awal pekan ini, bahkan saat kedua negara melakukan pembicaraan nuklir.

        Pasukan angkatan laut Pengawal Revolusi Iran untuk menangkap kapal permukaan tak berawak yang dioperasikan oleh Armada ke-5 AS di Teluk.

        Iran mengatakan pesawat tak berawak itu berbahaya untuk lalu lintas laut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: