Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Manuver Puan Maharani dan PDIP Nggak Bisa Dianggap Enteng untuk 2024: Suka atau Tidak, Mereka Memberi...

        Manuver Puan Maharani dan PDIP Nggak Bisa Dianggap Enteng untuk 2024: Suka atau Tidak, Mereka Memberi... Kredit Foto: Instagram/Megawati Soekarno Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Geliat manuver aktor dan partai politik terus diperlihatkan menjelang pemilu dan pilpres 2024.

        Mengenai perkembangan yang ada, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menilai PDI Perjuangan (PDIP)tampak ingin merajut koalisi meski bisa mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri di Pilpres 2024.

        Pernyataan itu disampaikan Agung menyikapi pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

        "Gerak PDIP bersama Puan ini suka atau tidak memberi pengaruh bagi dinamika koalisi yang telah terbentuk," kata Agung dalam keterangan tertulis, Minggu (4/9/22).

        Baca Juga: Anies Sering Dituding Tokoh Politik Identitas oleh PSI, Pengamat: Mereka Eksploitasi Berlebihan untuk Serang Anies

        Agung menyebut, besar kemungkinan PDIP bergabung dengan koalisi yang sudah dirajut Partai Gerindra dengan PKB. Koalisi itu diberi nama Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

        Bergabungnya PDIP ke KIR memberikan keuntungan tersendiri. "Menimbang PDIP adalah partai pemenang pemilu dan di saat yang sama beragam hasil survei kredibel menunjukkan bahwa partai pimpinan Megawati ini masih bertengger di peringkat teratas jelang 2024," paparnya.

        Namun, lanjut Agung, anjangsana Puan dan Prabowo dapat dibaca sebagai ancaman bagi PKB. Sebab, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mempunyai misi menjadi cawapres. Sementara, Partai Gerindra sudah memastikan diri bahwa Prabowo adalah calon presiden.

        "Akhirnya mengemuka pertanyaan fundamental, di mana posisi Puan saat Prabowo sebagai capres memilih Cak Imin? Atau di mana posisi Cak Imin saat Prabowo memilih Puan?," ucapnya.

        Baca Juga: Analisis Rocky Gerung Nggak Main-main: Sekali Bu Megawati Bilang Tidak, Ganjar Pranowo Nggak Bakal Dapat Suara!

        Pada bagian lain, tambah Agung, kehadiran Puan di Hambalang mengembalikan romantisme hubungan antara PDIP-Gerindra. Mengingat keduanya pernah bersanding dengan menjadikan Megawati dan Prabowo sebagai capres-cawapres dalam Pilpres 2009.

        "Walaupun keduanya belum mampu mengalahkan pasangan SBY-Boediono. Namun juga mengingatkan publik ‘perang dingin’ PDIP-Gerindra karena Perjanjian Batu Tulis yang menghendaki Prabowo didukung oleh Megawati pada Pilpres 2014," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: