Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efek Domino Harga BBM Naik, Harga Cabai Mulai Meroket Omset Turun Drastis

        Efek Domino Harga BBM Naik, Harga Cabai Mulai Meroket Omset Turun Drastis Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kenaikan harga BBM mulai berpengaruh pada kenaikan harga cabai dan bawang di pasaran. Ditambah dengan menurunnya omset karena masyarakat mengurangi konsumsi. 

        Melansir Suara.com hal ini dialami Fajar, salah satu pedagang pasar tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Fajar mengatakan, dia tak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang serba sulit saat ini, dirinya pun mengaku lebih banyak pasrah.



        "Yah bagaimana mau lagi, kondisinya seperti saat ini, dagangan sepi, pembeli pada kabur," kata Fajar saat ditemui di lapak dagangannya, Senin (5/9/2022).

        Baca Juga: Jokowi Harus Dengar, BBM Naik Harus Dibarengi Dihapusnya Dana Pensiun Anak Buahnya

        Diakui Fajar, bahwa saat ini kondisi para pedagang pasar memang sedang lesu-lesunya. Ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM saat ini, di mana dia memperkirakan omzet bisa turun drastis.

        "Bisa, sangat bisa (turun omzet). Ini saja belum laku semua. Kalau sudah malam begini biasanya sudah hampir habis. Kini sudah 2 sampai 3 hari dagangan belum laku, yang ada nanti dibuang busuk semua," katanya.

        Fajar yang berjualan kebutuhan dapur seperti bawang merah, cabai dan aneka sayur lainnya hanya bisa meratapi nasibnya sebagai orang kecil.

        Baca Juga: Dibalik BBM Naik, Rocky Gerung Bongkar Siasat Jokowi

        "Yah namanya hidup mas, kita juga orang kecil, enggak bisa berbuat banyak," katanya.

        Dirinya pun berharap bahwa pemerintah untuk peduli dengan para nasib pedagang pasar saat ini, dirinya berharap ada upaya khusus dari pemerintah yang bisa menjadi solusi terbaik bagi pedagang pasar.

        "Yah, kita pengen bahwa dagang kita habis, enggak ambil banyak deh, yang penting habis saja. Ini kan sudah masih banyak, pembeli enggak ada karena mahal jadi kita serba susah ini," imbuhnya.

        Dari pantauan Suara.com, Senin (5/9/2022) harga cabai di Pasar Minggu, Jakarta Selatan misalkan rata-rata mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000 per kilogram.

        Untuk harga merah cabai merah keriting kini harganya dijual Rp 80.000 per kilogram atau naik sebesar Rp 5.000 dari harga sebelumnya kisaran Rp 75.000 per kilogram.

        Baca Juga: Belum Lama Naikkan BBM, Jokowi Langsung Kena Getahnya!

        Begitu juga dengan harga jual cabai merah besar harga juga mengalami kenaikan yang hampir sama, sebesar Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 80.000 per kilogram.

        Untuk cabai rawit merah juga mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 55.000 per kilogram kini harganya menjadi Rp 60.000 per kilogram.

        Sementara untuk harga cabai merah terpantau harganya relatif stabil kisaran Rp 50.000 per kilogram, sementara untuk bawang merah harganya juga stabil di Rp 40.000 kilogram.

        Baca Juga: Demo Turunkan Harga BBM Besar-Besaran Hari Ini, Partai Buruh Bawa 3 Tuntutan

        Sementara untuk di Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan sejumlah komoditas seperti diatas juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

        Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai merah besar yang harganya naik Rp 15.000 menjadi Rp 80.000 per kilogram.

        Sementara untuk harga cabai rawit merah harganya juga melonjak Rp 8.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram. Begitu juga dengan harga cabai rawit hijau yang naik menjadi Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 50.000 per kilogram.

        Baca Juga: Kelakar Rocky Gerung: Prabowo Subianto dan Puan Maharani Pro Rakyat karena Menghemat BBM dengan Naik Kuda!

        Harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar Rp 9.000 kini dibandrol menjadi Rp 74.000 per kilogram.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: