Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Effendi Simbolon Bongkar Polemik Internal TNI, Presiden Harus Turun Tangan!

        Effendi Simbolon Bongkar Polemik Internal TNI, Presiden Harus Turun Tangan! Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon menyebut bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu turun tangan menangani isu disharmoni Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

        "Harus. Jangan sampai ada pemikiran orang bahwa ini ada pembiaran," tegas Effendi saat diwawancarai, Kamis (8/9/2022).

        Baca Juga: Bikin Heboh dengan 'Senggol Balik' Anggota DPR, Dudung Diminta Tampil ke Publik Bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa

        Dia menyebut bahwa Komisi I DPR memiliki tugas untuk mengawasi TNI, dalam hal ini terkait dengan isu disharmoni petinggi TNI. Dia menilai, seandainya terjadi adu kekuatan antara KSAD dan Panglima, negara dan TNI-lah yang mengalami kerugian.

        "Saya gak mihak siapa-siapa. Tanya ke Pak Andika, gue bilang lu jangan ego, dia juga ada egonya. Dengan gaya broad minded-nya. Blak-blakan saja kita ngomong. Memang tak ada harmoni. Kalau memang harmoni datang, jawab pertanyaan saya satu-satu," kata Effendi.

        Dia juga menyebut bahwa lebih baik memberikan penjelasan kepada Komisi I DPR daripada berbicara pada media. Dalam penjelasan tersebut, Effendi menyebut Prabowo Subianto yang menjadi penengahnya sebagai Menteri Pertahanan yang mengepalai institusi TNI.

        "Soal rekrutmen, soal cara bagaimana model Wanjakti, soal bagaimana kebijakan. Coba nilai sendiri, apa benar nggak ada disharmoni? Siapa bilang itu biasa? Keputusanmu menggangu stabilitas nasional," tegasnya.

        Dia juga mengungkit perkara Brigjen I tahun 2019 yang dinilai sebagai pembangkangan. Dia juga menyebut bahwa tidak ada pihak yang berani memanggil Brigjen I meski sudah tiga kali mendapat panggilan.

        "Coba buktikan itu bukan pembangkangan. Sudah ada SK-nya. Panglima TNI sudah mutasi dia masih bercokol di situ. Brigjen I di Pusdik Infantri di Bandung. Mana ada yang berani, sudah tiga kali pemanggilan. Puspom tak berani masuk, ada ancaman dihadang dengan kekuatan senjata," katanya.

        Baca Juga: Prihatin dengan Isu Disharmoni Jenderal TNI, DPR Sebut Nama Prabowo Subianto

        Dia mengaku, sempat menanyakan pada Panglima TNI terkait hal tersebut. Dia juga menilai bahwa polemik yang terjadi di internal TNI mirip dengan yang terjadi pada badan Polri yang menyeret nama besar Irjen Ferdy Sambo.

        "Apa sama seperti Brimob? Kirimkan ke Bareskim seperti saat ambil Sambo. Sama dong, lakukan. Tunjukan bahwa kamu (Andika) berwibawa. Ini contoh, salah satu catatan yang kami punyai. Bukan saya ada persoalan sama Pak Andika sama Pak Dudung," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: