Menanggapi isu disharmoni Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Effendi Simbolon menyebut bahwa pihaknya akan bersifat objektif pada substansi persoalan.
"Ini kan bukan persoalan antara saya dengan Pak Dudung atau Pak Andika. Gak ada masalah di situ. Kami kan punya informasi yang punya nilai kebenaran, catatan visi, kebijakan, kepatuhan, bahkan pembangkangan, ada yang berupa SK tidak dijalankan yang menjadi fokus kami. Makanya, ada istilah disharmoni," kata Effendi saat diwawancarai, Kamis (8/9/2022).
Dia menyebut, pihaknya tidak akan memasuki persoalan personal antara Andika dan Dudung. Effendi menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah melindungi badan TNI dari ketidakpatuhan anggota dan citra buruk di mata publik.
Effendi juga menyebut bahwa isu disharmoni petinggi TNI juga tidak boleh terjadi. Dia menilai akan terjadi polarisasi dari dampak disharmoni Andika dan Dudung.
"Kalau di atasnya disharmoni, di bawahnya ini kan semua orang tahu, terasa semua. Saya ingin meminta penjelasan yang kami terima informasi kurun November-Desember, di sini kok begini," katanya.
Dia menyebut, isu disharmoni tidak bisa sekonyong-konyong dia jelaskan. Sebab, kata Effendi, pihak yang tengah diisukan yang mesti memberi penjelasan.
Selain itu, Effendi juga menyebut bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga mesti menjadi penengah sebagai mediator pihak yang tengah berkonflik. Dia menyebut, pihaknya juga menunggu penjelasan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan yang membawahi institusi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum