Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemeriahan dan Antusiasme Puluhan Ribu Masyarakat Warnai Acara Puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu

        Kemeriahan dan Antusiasme Puluhan Ribu Masyarakat Warnai Acara Puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Memiliki keberagaman tradisi dan budaya yang sarat dengan kearifan lokal, Bangsa Indonesia telah dikenal sebagai bangsa yang sangat menghormati dan merawat nilai-nilai luhur warisan para pendahulu.

        Pagelaran setiap peristiwa budaya juga selalu diikuti dengan keterlibatan dan antusiasme dari seluruh masyarakat. Kemeriahan juga diperlihatkan dalam prosesi acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

        Setelah dua tahun digelar secara sederhana akibat kasus pandemi, Saparan Apem Yaa Qowiyyu pada tahun ini kembali dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat yang ikut memeriahkan kegiatan yang telah diawali sebelumnya dengan Kirab Budaya Gunungan Apem dan Haul Kyahi Ageng Gribig.

        Saparan Apem Yaa Qowiyyu sendiri merupakan inovasi strategi dakwah yang dilakukan Kyahi Ageng Gribig dengan membagikan apem kepada masyarakat yang dimulai sejak 403 tahun yang lalu.

        "Haul Kyahi Ageng Gribig," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang berkesempatan menghadiri acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu serta membagikan apem pertama kepada masyarakat, Jumat (16/09).

        Kehadiran Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut tidak hanya sebagai bentuk dukungan dalam upaya melestarikan tradisi dan budaya, namun juga sebagai bentuk penghormatan dan upaya merawat peninggalan leluhur dimana Menko Airlangga sendiri masih merupakan keturunan langsung dari Kyahi Ageng Gribig.

        Pembagian apem tersebut menjadi simbol fisik dari andum atau berbagi ampunan kepada sesama manusia yang merupakan ajaran dalam dakwah budaya yang disebarkan oleh Kyahi Ageng Gribig.

        Tradisi andum pada awalnya mulai dilakukan Kyahi Ageng Gribig guna memberikan dorongan dan motivasi kepada masyarakat dalam mengamalkan kebajikan berupa sedekah kepada sesama sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang damai dan saling peduli.

        Hingga kini, budaya sedekah tersebut tetap dijalankan masyarakat dan terlihat melalui pembagian sekitar hampir 5 ton apem yang merupakan hasil sumbangsih masyarakat dari berbagai wilayah untuk memeriahkan kegiatan Saparan Apem Yaa Qowiyyu tersebut.

        Selain menjadi simbol kebajikan dalam mengamalkan sedekah, antusiasme masyarakat dalam memperebutkan pengambilan apem juga memiliki filosofi bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan diperlukan usaha yang keras untuk mendapatkannya, sehingga masyarakat diajarkan untuk dapat meningkatkan tekad dan ikhtiar dalam mencapai hal yang diinginkan.

        Selain menjadi wujud dalam melestarikan budaya leluhur, kegiatan Saparan Apem Yaa Qowiyyu juga telah mampu mendorong bergeraknya kembali perekonomian masyarakat lokal di Jatinom.

        Hal tersebut diantaranya terlihat dari tingginya lonjakan permintaan apem dan berbagai penganan lokal yang dijajakan, termasuk permintaan dari para wisatawan yang ikut hadir dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

        "Saparan Apem Yaa Qowiyyu Kyahi Ageng Gribig untuk," tambahnya.

        Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Anggota DPR RI, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Klaten, Wakil Bupati Klaten, serta sejumlah ulama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: