Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KNEKS: Islamic Digital Day 2022, Mendorong Pariwisata Ramah Muslim

        KNEKS: Islamic Digital Day 2022, Mendorong Pariwisata Ramah Muslim Kredit Foto: Kemenparekraf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyelenggarakan Islamic Digital Day 2022 dengan tema Towards Resilience and Sustainable Tourism pada Rabu (21/9) di Jakarta secara hybrid.

        Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, Islamic Digital Day 2022 dilaksanakan dalam rangka mendorong berkembangnya pariwisata ramah muslim sekaligus meluncurkan panduan bagi wisatawan muslim di 5 destinasi favorit: Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo.

        Baca Juga: Penguatan Komunitas dan UMKM sebagai Agen Transformasi Pariwisata, Fokus Pembahasan 2nd TWG KTT G20

        Selain itu, acara ini juga akan membahas mengenai peran digitalisasi dan perkembangannya dalam mendorong bangkitnya sektor pariwisata, khususnya pariwisata ramah muslim. Pariwisata Ramah Muslim atau Moslem Friendly Tourism menyimpan potensi besar, apalagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

        "Sudah selayaknya Indonesia bersiap untuk memimpin wisata ramah muslim dunia. Pariwisata ramah muslim merupakan bentuk dari layanan tambahan (extended services) untuk menarik wisatawan muslim baik lokal maupun internasional," katanya dalam pers rilis yang diterima, Kamis (22/9/2022).

        Menurutnya, tidak hanya mengedepankan destinasi yang bersih, sehat, aman dan nyaman, tetapi juga menyediakan layanan bagi kemudahan menemukan sarana ibadah, kuliner yang bersertifikasi halal atau bebas dari bahan haram, oleh-oleh produk halal, dan hotel/penginapan yang sesuai dengan syariah serta ramah keluarga.

        Karena itu, Indonesia menargetkan posisi pertama pada GMTI (Global Muslim Traveler Index) tahun
        2023. "Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk Muslim terbesar di dunia, sudah semestinya menjadi pemain kunci dalam ekosistem industri halal dan syariah, tidak hanya menjadi market potensial semata," ujarnya.

        Forum ini berfokus pada ulasan mengenai kebijakan dalam strategi pengembangan industri kuliner halal yang dikemas dalam dua sesi diskusi panel. Tema diskusi tersebut ialah "Kebangkitan Industri Pariwisata Indonesia" dan peran marketplace dan fintech dalam pemulihan industri pariwisata di Indonesia.

        Sementara, pembicara dalam panel diskusi berasal dari praktisi, pelaku usaha dan industri, influencer, serta stakeholder lainnya. Sesi pertama diisi oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani; Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia, Riyanto Sofyan; CEO Halal Trip, Mr Fazal Bahardeen. Dilanjutkan sesi kedua diisi oleh Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf, Yuana Rochma; CEO Ethis, Ronald Wijaya; COO Tukang.com Fajar Rizki.

        Sebagai informasi, "Panduan Pariwisata Ramah Muslim di 5 Destinasi Favorit" dapat diakses melalui link https://www.indonesia.travel/id/id/e-booklet.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: