Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sukses Buat Kubu Megawati Kelonjotan, Ucapan SBY dan Andi Arief Rupanya Punya Pesan Tersembunyi!

        Sukses Buat Kubu Megawati Kelonjotan, Ucapan SBY dan Andi Arief Rupanya Punya Pesan Tersembunyi! Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pernyataan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief telah berhasil membuat sejumlah pihak menentang dan mengeluarkan pernyataan menohok kepadanya, khususnya dari PDI Perjuangan.

        Dirinya yang diketahui mengatakan Puan Maharani akan menang dalam pertarungan presiden dengan cara menjegal lawan politiknya memancing geramnya sejumlah anak buah Megawati Soekarnoputri.

        Baca Juga: Beberkan Fakta, Loyalis Megawati Ungkap Alasan Puan Maharani Jutek Saat Bagikan Kaos: Biasanya...

        Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah misalnya yang menyebut pernyataan Andi berlebihan. Dirinya mengatakanAndi seharusnya lebih rasional dalam memandang konstelasi politik nasional.

        "Pertanyaan akhir saya kepada Andi Arief, keteladanan seperti apa yang akan ditunjukkan kepada masyarakat, jika Demokrat dalam hal ini terus-menerus membombardir hoaks kepada masyarakat," kata dia.

        Andi dalam sebuah pernyataan melalui video juga mengungkapkan skenario politik yang menyebutkan bahwa pemilu 2024 hanya akan diikuti dua pasangan kandidat. Informasi itu disampaikan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan Andi amat meyakini akurasinya.

        "Dia (SBY) sudah mendengar langsung, skenario dua pasang, lalu dia melakukan pengecekan pada orang yang mendengar langsung dari mulutnya Pak Presiden. Pak Presiden hanya mau dua calon," kata Andi.

        "Kenapa dua calon Pak Presiden? Kan ada Anies ada Ganjar' 'O, Anies kan sebentar lagi masuk penjara'," Andi menambahkan.

        Tapi Said menyebut informasi dari SBY dan Andi Arief tidak ada buktinya. Said mengatakan Puan Maharani selalu bersilaturami dengan para pemimpin partai.

        "Konteksnya kan kalau membangun bangsa harus bersama, tanpa rasa saling curiga. Nah kalau elite saling curiga dan dilempar ke publik, tontonan ini sangat tidak menarik bagi masyarakat dan sungguh tidak mendidik," kata Said.

        Pernyataan lebih keras diutarakan politikus PDI Perjuangan Junimart Girsang dengan menyebut Andi Arief hanya asal bunyi.

        Baca Juga: Gegara Kontroversi Puan Maharani, Kubu Megawati Disarankan Putar Otak: Politisi Bagus Itu Adalah...

        "Asbun (asal bunyi) bin sesat. Sebaiknya yang bersangkutan (Andi Arief) merawat diri sendiri aja dulu supaya kelihatan segar dan sehat."

        Pernyataan Andi dalam video itu dinilai Junimart tidak akan bernilai di masyarakat bahkan terkesan di luar nalar.

        "Menurut saya ocehan beliau ini dianggap sebagai kaleng-kaleng bocor yang sudah tak bernilai di masyarakat. Ya itu tadi, lupa minum obat atau salah minum obat," katanya.

        Baca Juga: Angin Segar Buat Kubu Megawati, Reaksi Puan Maharani Dinilai Manusiawi: Dia Itu Aslinya Rendah Hati!

        Sementara itu, Anggota DPR dari Fraksi Demokrat Didik Mukrianto menjelaskan sesungguhnya Andi ingin menyampaikan pesan tentang demokrasi, dalam pernyataan dalam video yang tersebar itu.

        Dikatakan, setiap partai memiliki kepentingan untuk menegakkan demokrasi. Demokrasi harus dipastikan berjalan secara jujur dan adil. Kompetisi yang harus ditegakkan adalah kompetisi politik yang nyaman dan bisa dinikmati masyarakat hingga mengandung pesan moral yang baik.

        "Artinya apa? Karena demokrasi atau pemilu ini juga sebagai sarana power correction dari masyarakat, maka ruang itu harus dibuka seluas-luasnya, dan kita jaga dari potensi adanya ketidakadilan atau kecurangan. Itulah messages yang ingin disampaikan dari Bang Andi," kata Didik di DPR.

        Prinsip dasar yang ingin disampaikan Partai Demokrat yaitu di era kebebasan demokrasi juga harus ada kepatuhan terhadap konstitusi, kepatuhan terhadap undang-undang, dan kepatuhan terhadap aturan main.

        Dari kompetisi diharapkan lahir para pemimpin bangsa. Lahirnya pemimpin tidak boleh ada intervensi dan intimidasi.

        "Yang harus kita kedepankan adalah kepentingan bagaimana menjaga demokrasi ini bersih dan bebas dari kepentingan apapun selain daripada demokrasi itu sendiri dalam rangka menghadirkan kesejahteraan rakyat. Poin dasarnya ada di situ," kata Didik.

        Potensi kecurangan pemilu, kata Didik, pasti selalu ada. Namun semua pihak harus bisa memberikan edukasi bagaimana pemilu bisa berjalan baik.

        Baca Juga: Heboh Pro Amerika atau Cina, Ibas: SBY 'Golden Boy of Indonesia'

        "Pemilu itu salah satunya adalah pertarungan ide, gagasan dan juga juga faktor nah itu yang ingin kita ke depankan sehingga jangan sampai ada intervensi yang berbasis kemudian memunculkan kultus individual. Kalau itu yang terjadi maka nanti itu pemimpin yang terpilih bisa jadi pemimpin yang otoriter kemudian diktator kemudian dikendalikan oleh oligarki," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: