Tensi tinggi perpolitikan Indonesia mulai berlangsung. Mengenai perkembangan yang ada, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menegaskan, Partai Demokrat tidak berpihak pada salah satu blok kekuatan politik global seperti Amerika ataupun Cina. Begitu juga dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah mengambil posisi untuk melindungi kepentingan nasional dalam pergaulan global.
Karenanya, kata Ibas, Partai Demokrat tidak bisa dikatakan pro terhadap Amerika ataupun pro pada Cina.
"Kami sendiri dibilang pro Amerika, tentu tidak. Dibilang pro Cina juga tidak. SBY ini pro Indonesia, Ibas ini pro Indonesia, Partai Demokrat pro Indonesia,” tegasnya dalam keterangan persnya, Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Dia mengungkapkan, pada masa pemerintahan Presiden SBY, relasi dengan Amerika maupun Cina secara baik telah dibangun. Kerja sama kedua negara dengan Indonesia terjadi pada banyak aspek. SBY, kata dia, menjaga hubungan baik dengan negara-negara tersebut.
“Beliau beberapa kali kunjungan ke Amerika dan membangun kemitraan strategis dengan Amerika. Dengan Cina juga demikian, beliau beberapa kali mengundang investor Cina hadir ke Indonesia. Begitu pun beliau sempat berkunjung ke Cina, dan hubungannya sangat baik,” tuturnya.
Ibas mengatakan, filosofi utama kebijakan luar negeri Indonesia di zaman Presiden SBY berpijak pada prinsip all foreign direct policy with millions friends, zero enemy.
“Kebijakan luar negeri semua arah di mana satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit. Kita bisa kerja sama dengan siapa pun. Filosofi ini menjadi dasar kebijakan kerja sama dengan negara lain di dunia,” katanya.
Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto