Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Denny Nggak Terima Jokowi Jadi Cawapres: Nanti Dianggap Mau Melanggengkan Oligarki

        Denny Nggak Terima Jokowi Jadi Cawapres: Nanti Dianggap Mau Melanggengkan Oligarki Kredit Foto: Instagram/jokowi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Isu majunya kembali Joko Widodo (Jokowi) di 2024 sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari salah satu menterinya yakni Prabowo Subianto buat heboh masyarakat.

        Hal ini semakin kuat dengan pernyataan seorang dari Mahkamah Konstitusi yang menybeut tak ada larangan seorang presiden dua periode maju kembali sebagai cawapres di periode berikutnya.

        Belum lagi ulah sekelompok orang yang terus menggaungkan duet Prabowo-Jokowi di Pilpres 2024.

        Mengenai heboh wacana Prabowo-Jokowi ini, Denny Siregar angkat suara.

        Ia blak-blakan tidak paham dengan cara berpikir orang-orang yang menggaungkan ide tersebut.

        “Gak paham saya, apa alasan kuat kuat untuk menjodohkan dua tokoh ini,” ujar Denny di kanal Youtube 2045 Tv, dikutip Kamis (29/9/22).

        Baca Juga: Masa Jabatan Hampir Beres, Mas Anies Baswedan 'Nyambi' Jadi Supir Angkot Nganterin Emak-emak Belanja ke Pasar: Pak Anies Ya?

        Denny mengaku paham jika Prabowo maju sebagai capres di Pilpres 2024.

        Hal ini karena menurutnya Prabowo adalah nyawa dari Gerindra aga terus bisa eksis di dunia politik Indonesia.

        “Prabowo harus terus jadi Capres entah apakah dia nanti kalah lagi atau malah menang karena Prabowo adalah nyawanya Gerindra,” jelasnya,

        Baca Juga: 'Pembusukan' Mulai Terlihat Menjelang Jabatan Habis, Rocky Gerung Kasih Angin Segar ke Anies Baswedan: Saya Bisa Taruhan, Setelah Anies…

        Karenanya menurut Denny ide menggabungkan Prabowo-Jokowi adalah hal yang tak masuk akal karena akan membuat kerugian kedua belah pihak, khususnya Jokowi yang akan mendapat kesan haus kekuasaan.

        “Nama Jokowi rusak parah karena dianggap pengin terus berkuasa, serakah, ingin melanggengkan oligarki dll,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: