Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PDIP Mohon Jangan Ngotot Calonkan Puan Maharani, Kalau Tidak Akibatnya Fatal: Orang yang Ada di PDIP pun Bisa Pergi

        PDIP Mohon Jangan Ngotot Calonkan Puan Maharani, Kalau Tidak Akibatnya Fatal: Orang yang Ada di PDIP pun Bisa Pergi Kredit Foto: Instagram/Puan Maharani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PDIP mendapat peringatan keras soal langkah di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Pasalnya, jika partai banteng itu ngotot mencalonkan Puan Maharani, perolehan suaranya bisa terancam. Hal ini diungkap oleh Pendiri SMRC Saiful Mujani.

        Ia mengatakan Puan tak bisa diharapkan sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Saiful dalam presentasi hasil survei SMRC, Kamis (29/9/2022).

        Baca Juga: Viral Puan Bagi Kaos dengan Dilempar Sambil Cemberut, Kritikan Pengamat: Tidak Pantas Dilakukan Partai Wong Cilik

        Saiful menjelaskan bahwa SMRC melakukan studi eksperimental untuk melihat hubungan kausalitas antara calon dan partai. Dalam studi ini, pertama-tama yang diuji adalah variabel kontrol (T0), yakni pilihan pada PDIP.

        Ada 28 persen yang menyatakan akan memilih PDIP, yang menyatakan tidak akan memilih 43 persen, dan tidak tahu 29 persen. Lalu, ketika nama Puan Maharani dimasukan dalam treatment 1 (T1), apakah para pemilih tersebut masih akan memilih PDIP.

        Hasilnya, ada 25 persen yang menyatakan akan memilih PDIP, 44 persen yang menyatakan tidak, dan 31 persen menjawab tidak tahu.

        "Mbak Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDIP kalau dia dicalonkan," jelas Saiful.

        Baca Juga: Bikin Ngelus Dada! Survei Sebut Pengusungan Puan Maharani Jadi Capres oleh PDIP Bakal Menyebabkan Kerugian di Pileg 2024, Kok Bisa?

        Oleh karena itu, Saiful menilai Puan tak bisa diharapkan untuk menaikkan suara PDIP dalam Pemilu 2024. Lebih lanjut, Saiful juga mengatakan bahwa suara PDIP sendiri tidak cukup menjadikan seorang calon menjadi presiden.

        "PDIP harus memilih calon yang bisa mengamankan suara PDIP sekaligus menarik suara dari gerbong partai lain. Puan tak bisa melakukan itu. Orang yang ada di PDIP pun bisa pergi jika Puan dipaksakan menjadi calon presiden," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: