Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Puan Maharani Tanam Padi dengan Cara Maju, Eits! Jangan Langsung Nyinyir! Emang Ada Metodenya Loh

        Puan Maharani Tanam Padi dengan Cara Maju, Eits! Jangan Langsung Nyinyir! Emang Ada Metodenya Loh Kredit Foto: Twitter/Puan Maharani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah aksi cemberut saat membagikan kaus dan makan di warung pecel "mewah" bersama Ketum PKB Muhaimin Iskandar, aksi Ketua DPR RI, Puan Maharani, yang lainnya kini juga ramai diperbincangkan publik.

        Dalam salah satu video yang diunggah di akun instagramnya @puanmaharaniri beberapa waktu lalu, Puan yang juga Ketua DPP PDIP itu terekam sedang berada di sebuah areal persawahan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Puan ikut menanam bibit padi. Namun, cara Puan menanam padi tak biasa, yakni berjalan maju, tidak mundur seperti yang dilakukan kebanyakan petani.

        Baca Juga: Puan Maharani Bakal Ketemu AHY, Demokrat: Kami Tak akan Terpengaruh Dinamika Politik

        "Saya baru tahu para petani di Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali menanam dengan cara yang berbeda. Di sini area tanam padi dibentuk segi empat, yang di tengah kotaknya harus diinjak," tulis Puan.

        Aksi Puan tersebut lalu memicu komentar nyinyir para netizen. Di kolom komentar unggahan tersebut ada saja netizen yang mengatakan jika cara Puan menanam padi tersebut salah.

        "Baru tahu nanemnya maju," tulis salah satu warganet.

        "Saya baru tau jug Mbak Puan menanam dengan cara yang berbeda," timpal warganet lainnya.

        "Nanam padinya salah ibu, seharusnya mundur," tambeh warganet lainnya.

        Ternyata yang sedang dipraktikkan Puan tersebut adalah cara menanam padi dengan sistem tanam Jarwo atau Jajar Legowo. Dengan sistem Jarwo, cara menanam padi memang berbeda, yakni dengan berjalan maju. Berbeda dengan sistem tanam padi biasa yang disebut nandur atau menanam mundur.

        Hal tersebut dijelaskan oleh salah satu akun Twitter @ajizaan. Dalam salah satu postingannya, akun tersebut menyinggung soal menanam padi dengan Sistem Jarwo. Menurut akun tersebut, menanam padi dengan Sistem Jarwo dilakukan dengan membuat pola terlebih dahulu di lahan persawahan.

        Polanya yakni berupa garis berbentuk kotak-kotak di lahan sawah yang dibuat dengan perhitungan 2:1 atau 3:1. Dengan begitu, penanaman padi jadi lebih cepat karena dilakukan dengan berjalan maju.

        "Dengan cara dibikin garisan dulu, dengan 'caplak'. jadi, nandure maju, luwih cepet," tulis akun tersebut.

        Kelebihan lain dari menanam padi dengan Sistem Jarwo juga diungkap oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Dalam sebuah artikel di laman resminya disebutkan, produktivitas padi akan meningkat jika penanamannya dilakukan dengan Sistem Jarwo.

        "Salah satu teknik penanaman padi yang dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman," demikian tertulis dalam artikel tersebut.

        Baca Juga: Usung Puan Bikin Elektabilitas PDIP Nyungsep, Masinton Gak Ambil Pusing: Survei Tak Potret Masa Depan

        Selain itu, Sistem Jarwo juga lebih mudah diaplikasikan dan membuat tanaman padi kuat dari serangan hama. Berikut adalah kelebihan dari sistem tanam Jajar Legowo menurut Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

        • Menambah jumlah tanaman padi:
        • Meningkatkan produksi tanaman padi;
        • Memperbaiki kualitas gabah dengan makin banyaknya tanaman pinggir;
        • Mengurangi serangan penyakit;
        • Mengurangi tingkat serangan hama;
        • Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida;
        • Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman.

        Meski begitu, sistem tanam padi Jajar Legowo juga memiliki sejumlah kekurangan, yakni:

        • Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam yang lebih lama pula;
        • Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan makin banyaknya populasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: