Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        8 Ribu Porsi Gratis Tersaji di Ajang Lomba Menu Inovasi Pangan Lokal PDIP Jabar

        8 Ribu Porsi Gratis Tersaji di Ajang Lomba Menu Inovasi Pangan Lokal PDIP Jabar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Sekitar 8 ribu porsi makanan tradisional khas Jawa Barat dan dapat dinikmati warga secara gratis dalam pagelaran Lomba Menu Inovasi Pangan Lokal yang diinisiasi PDI Perjuangan Jawa Barat.

        Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono mengatakan kegiatan  ini merupakan antisipasi terjadinya krisis pangan global. Selain itu, lomba masak berbahan pangan (sumber karbohidrat dan protein/lauk pauk) dan makanan ini juga ditujukan untuk bayi di bawah dua tahun guna mewujudkan Generasi Emas Indonesia.

        Baca Juga: Pelaku Bisnis Perhotelan, Politisi PDIP Gelar Festival Kuliner Non Beras & Gandum di Semarang

        "Saat ini ada ancaman krisis pangan dunia. Sehingga kita harus memersiapkan diri untuk membuat olahan makanan yang berbasis non beras,” kata Ono kepada wartawan di Bandung, Minggu (2/10/2022)

        Anggota Komisi IV DPR RI ini menilai meskipun beras merupakan bahan makanan pokok, namun ada beberapa kandungan di dalamnya yang kurang baik untuk tubuh, salah satunya gula.

        Menurutnya, dari penyelenggaraan acara hari ini diketahui banyak sumber daya alam yang bisa dijadikan olahan makanan, seperti singkong maupun jagung.

        "Lomba ini merupakan langkah konkrit hasil eksplorasi tanaman pangan lokal Jawa Barat yang akan memperkaya khasanah kuliner berbasis kearifan lokal. Seperti diketahui, beras merupakan sumber gula yang dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Dan ternyata alam telah menyediakan sumber karbohidrat selain beras seperti sagu, singkong, ubi, talas, dan lainnya,"jelasnya

        Terlebih, PDI Perjuangan juga memiliki kebijakan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal, guna mengurangi ketergantungan pada beras dan gandum. "Ini harus menjadi subtitusi agar masyarakat tidak bergantung kepada beras,”imbuhnya

        Sementara itu, pada kesempatan yang sama PDIP Jabar  pun menggelar lomba masak untuk makanan bayi dibawah dua tahun. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya kasus stunting di Tanah Air.

        Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

        Baca Juga: Pemprov Jabar Jamin Porprov dan Peparprov 2022 Berjalan Baik

        Ono menambahkan hal ini merupakan tugas dari partai politik untuk mengedukasi masyarakat jika ada bahan-bahan makanan untuk mencegah stunting yang mudah didapat dan berbasis lokal seperti kelor.

        "Dengan inovasi ini bisa membuka mata masyarakat untuk membuat makanan yang sehat dengan bahan-bahan berbasis lokal,”ujarnya

        Adapun, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ketut Sustiawan mengapresiasi antusiasme masyarakat dan juga kader partai yang memadati kegiatan Gebyar dan Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal tingkat Provinsi ini.

        Baca Juga: PDIP Harus Usung Anies Jadi Capres Kalau Mau Menang Pilpres, Ferdinand Teriak: Gak Mungkin!

        "Tentu kita bersyukur acara ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat dan juga kader partai se-Jawa Barat termasuk anggota fraksi PDI Perjuangan DPR RI, DPRD Provinsi dan juga kota/kabupaten," ungkapnya

        Ketut berharap dengan kegiatan ini masyarakat mendapat edukasi dan sosialisi serta dapat memaksimalkan makanan lokal non beras yang murah, mudah didapat dan bergizi tinggi.

        Selain itu, lomba ini juga diharapkan dapat mengatasi stunting atau gizi buruk pada anak-anak.

        "Makanan yang ditampilkan pada lomba ini adalah makanan non beras dan juga makanan untuk bayi dua tahun (baduta). Sekaligus untuk mengatasi kemungkinan krisis pangan dunia,"ungkapnya

        Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal, Hj Ijah Hartini mengatakan menu-menu dalam resep yang dilombakan harus menggunakan bahan baku yang mudah didapat di sekitar rumah.

        Sekitar 520 peserta dari 27 kota kabupaten di Jawa Barat yang berkompetisi dalam lomba tersebut tidak diperbolehkan menggunakan bahan olahan pabrik, MSG dan juga pewarna berbahaya.

        "Kriteria penilaian juri diantaranya makanan harus memiliki gizi seimbang, cita rasa enak, inovatif dan penampilan menarik menjadi nilai tambah,"katanya

        Ijah menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme masyarakat Jawa Barat atas lomba ini. Pasalnya, menu lokal yang dilombakan itu adalah makanan sehari-hari yang sudah tak asing lagi di lidah masyarakat tapi sudah sulit ditemukan.

        "Saya sangat mengapresiasi peserta mampu menampilkan menu yang beragam tak hanya rasanya enak tapi juga penyajiannya jugamenarik. Selain itu para juri yang terlibat juga sangat berkompeten. Ide lomba ini juga sangat orisinil. Saya melihat masyarakat itu berharap dan menanti-nanti ada yang menginisiasi membuat lomba seperti ini,"jelasnya

        Ijah mengatakan lomba ini bertujuan untuk menggali kembali resep tradisional turun temurun yang menjadi kebanggaan masyarakat.

        Dia berharap lomba ini dapat menghasilkan menu-menu baru dan bisa disumbangkan pada Jawa Barat, menjadi menu sehat murah dan higienis dan bisa dibuat di dapur-dapur masyarakat.

        Ke depan, lanjut Ijah, hasil resep-resep terbaik pada lomba ini akan dituangkan ke dalam kumpulan resep masakan asli daerah Jawa Barat, dengan modifikasi serta kreasi baru, mampu memiliki nilai cita rasa, estetika, dan kandungan gizi dan nilai ekonomi yang tinggi.

        Baca Juga: Rocky Gerung Jabarkan Semua Pembicaraannya dengan Gibran Rakabuming

        "Jadi bila Pak Presiden Jokowi atau Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri menyerukan ketahanan pangan, ini sudah sangat cocok," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: