Perusahaannya Makin Kacau Balau, Mark Zuckerberg Salahkan Kondisi Ekonomi Saat Ini
CEO Meta Mark Zuckerberg telah melakukan pembekuan perekrutan imbas dari kondisi perusahaannya yang menurun. Zuckerberg menyalahkan kondisi ekonomi saat ia mengungkap perampingan dan restrukturisasi yang akan datang.
"Saya berharap ekonomi akan lebih stabil sekarang, tetapi dari apa yang kami lihat sepertinya belum, jadi kami ingin merencanakan agak konservatif," kata Zuckerberg mengutip New York Times di Jakarta, Senin (3/10/22).
Zuckerberg menambahkan bahwa anggaran akan dipotong di sebagian besar tim di Meta, yang memiliki Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Bikin Pengumuman Mengejutkan: Meta Akan Pangkas Anggaran Besar-Besaran
"Selama 18 tahun pertama perusahaan, pada dasarnya kami tumbuh cepat setiap tahun, dan baru-baru ini pendapatan kami datar hingga sedikit turun untuk pertama kalinya," tambah Zuckerberg.
Sementara kenaikan suku bunga Federal Reserve telah memukul hampir semua saham teknologi, Meta telah terpukul sangat keras karena perubahan privasi oleh Apple yang merugikan perusahaan Zuckerberg miliaran.
Saham Meta turun 4% pada perdagangan Kamis sore pekan lalu dan telah jatuh sekitar 60% untuk tahun ini.
Zuckerberg juga berusaha mengalihkan sumber daya dari proyek media sosial Meta, yang bertanggung jawab atas sebagian besar pendapatannya, ke proyek metaverse-nya. Divisi metaverse perusahaan, Reality Labs, kehilangan USD10 miliar (Rp153 triliun) selama tahun fiskal 2021.
Pergeseran strategi dan pengetatan ikat pinggang telah membuat tahun 2022 menjadi tahun yang sulit bagi karyawan Meta, dan bagi Zuckerberg sendiri, yang perkiraan kekayaan bersihnya turun dari lebih dari USD100 miliar (Rp1.535 triliun) menjadi kurang dari USD50 miliar (Rp767 triliun) berkat saham perusahaan yang jatuh.
Pada bulan Juli, Zuckerberg telah memperingatkan bahwa tim Meta akan menyusut. Ia mengharapkan perusahaannya untuk menyelesaikan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Perusahaan juga mulai menerapkan "daftar 30 hari" yang tidak menyenangkan. Pekerja yang akhirnya ditempatkan dalam daftar tersebut diharuskan untuk segera mencari pekerjaan baru atau akan dikenakan pemutusan hubungan kerja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: