Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dari Jokowi Hingga Anies, Prabowo Selalu 'Terkhianati' Jasa Besarnya: Lupakan Semua Kebaikan yang Pernah Kita Berikan

        Dari Jokowi Hingga Anies, Prabowo Selalu 'Terkhianati' Jasa Besarnya: Lupakan Semua Kebaikan yang Pernah Kita Berikan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang semakin meningkatkan peluang Gubernur DKI Jakarta itu bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

        Hal ini dinilai sebagian pihak sebagai upaya pengkhianatan, sebab Anies sendiri berhasil menjadi Gubernur DKI berkat dukungan Prabowo di Pilgub 2017 lalu. Dengan demikian, Prabowo banyak mencetak dan membesarkan para tokoh di politik, termasuk Presiden Jokowi.

        Baca Juga: Pesan Prabowo Buat Kader Gerindra yang Masih Ingat-ingat Perjuangannya untuk Anies: 'Biar Allah yang Membalas Kebaikan Kita'

        Atas jasa Prabowo lah Jokowi bisa naik dari Wali Kota Solo menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2012. Padahal, awalnya PDIP-partainya Jokowi-tidak mau mendukungnya. Namun, dengan lobi Prabowo Ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, akhirnya PDIP luluh juga dan mau menjadikan Jokowi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

        Ketua Umum Partai Gerindra itu dan PDIP pun memasangkan Jokowi dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Singkat cerita, Jokowi-Ahok pun pecundangi lawannya, Fauzi Bowo.

        Baca Juga: Jangan Terlalu Berharap, Anies Baswedan Bisa Terjebak Politik Uang: Dia Tak Sekuat Prabowo...

        Pada Pilpres 2014, Prabowo pun siap maju nyapres berpasangan dengan Hatta Rajasa. Namun, tidak disangka ternyata Jokowi juga maju jadi capres dari PDIP dan beberapa partai lain. Padahal sebelumnya, Jokowi mengatakan, akan fokus urus Jakarta. Jokowi saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Pilpres pun dimenangkan Jokowi-JK.

        Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali maju melawan Jokowi. Kali ini, dia berpasangan, dengan Sandiaga Uno. Sedangkan Jokowi menggandeng Kiai Ma'ruf Amin. Jokowi pun keluar jadi pemenangnya lagi.

        Usai kalah kedua kalinya, Prabowo memilih bergabung dengan Pemerintahan Jokowi meskipun mendapat penolakan dari para pendukungnya. Jokowi pun mengangkat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.

        Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo pun bersiap maju lagi menjadi capres. Namun, l salah satu yang akan menjadi lawannya adalah Anies Baswedan.

        Baca Juga: Fadli Ungkit Prabowo Mati-Matian Dukung Anies di Pilgub, Dibalas: 'Kita Juga Mati-Matian, Bahkan Banyak yang Mati Beneran Dukung Prabowo'

        Anies merupakan tokoh yang juga dibesarkan Prabowo juga. Anies didukung Prabowo dan Gerindra menjadi Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 lalu.

        Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno berhasil mengalahkan pasangan Ahok dan Djarot Djarot Saiful Hidayat. Anies sudah menyatakan kesiapan maju menjadi capres. Partai NasDem menjadi partai pertama yang deklarasi mendukung Anies.

        Baca Juga: Dulu Jokowi, Kini Prabowo Subianto Kembali 'Ditikung' Anies Baswedan?

        Saat ditanya pendapatnya soal NasDem deklarasi mendukung Anies nyapres, Prabowo ogah mengomentarinya. Dia hanya tertawa.

        "Ini hari ulang tahun TNI, nanya NasDem," kata Prabowo saat ditemui di Istana Negara, Rabu (5/10/2022).

        Sementara, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, kejadian hari ini sudah dipikirkan beberapa tahun silam. Tepatnya, saat Prabowo memberikan persetujuan ke Anies untuk maju di Pilkada DKI.

        Saat itu banyak pihak yang mengingatkan, termasuk dirinya diingatkan banyak orang. Namun, saat itu yang dipikirkan Gerindra adalah kepentingan masyarakat Jakarta, bukan politik partai semata.

        Baca Juga: Anies Langgar Janji Tak Akan Khianati Prabowo Subianto? Serangan Ruhut Sitompul: Kacang Lupa Sama Kulit

        Kejadian itu, sebut Muzani, juga terjadi pada saat partainya mengusung Jokowi dan Ahok di Pilgub DKI 2012 lalu. Muzani mengatakan, pada akhirnya, Prabowo harus berhadapan dengan Jokowi di Pilpres 2014 lalu.

        Kader Gerindra diingatkan oleh Prabowo untuk tidak memikirkan hal tersebut terlalu jauh. Yakni Anies berpotensi menjadi pesaing Prabowo. Karena apa yang dilakukan harus ikhlas.

        "Lupakan semua kebaikan yang kita pernah berikan kepada masyarakat, kepada rakyat, kepada bangsa. Karena sudah terlalu besar bangsa dan rakyat kita memberikan kebaikan kepada kita. Nanti biar Allah yang akan membalas kebaikan kita. Itu yang dipesankan Pak Prabowo," ucap Muzani.

        Lagipula, Gerindra sudah terbiasa fight, all out dengan tokoh popularitas yang rendah, elektabilitas yang tidak laku, dan menjadikan elektabilitas orang itu tinggi sampai diminati, itu sudah biasa.

        Baca Juga: Fix! Hensat Sebut Prabowo, Anies, dan Puan Pasti Bakal Dicalonkan Jadi Capres 2024: Peluang Ganjar di Mana?

        "Itu akan kita kerjakan sama di 2029. Kalau kemudian harus bertemu antara Pak Anies dan Pak Prabowo Subianto, kita akan berjuang untuk memenangkan Prabowo sebagai presiden," tegas Muzani.

        Apa kata pengamat soal ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, Prabowo merupakan sosok pejuang yang iklas. Beberapa kali harus berhadapan dengan tokoh yang dibesarkannya, Bahkan ketika kalah, dia mau mendukungnya dan jadi anak buahnya.

        Prabowo juga tidak pernah kapok menciptakan banyak tokoh baru. Dari yang tidak dikenal menjadi tokoh yang dikenal. "Dia sosok king maker," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: