Sambangi Singapura, Wapres Temui Diaspora Indonesia, Tekankan Pentingnya Kebangsaan dan Kerukunan
Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin melakukan dialog kebangsaan bersama diaspora Indonesia di Singapura di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di 7 Chatsworth Road, Singapura, Selasa kemarin.
Menurut Wapres, Kerukunan antarumat beragama merupakan modal utama dalam kehidupan berbangsa, khususnya bagi warga negara Indonesia dengan segala keberagamannya. Tidak sedikit adanya upaya-upaya ingin memecah belah keutuhan bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya merawat kerukunan bangsa Indonesia melalui dialog kebangsaan.
Baca Juga: Di Singapura, Wapres Bawa Misi Tingkatkan Ekspor Produk Indonesia
“Kerukunan kita jaga, dialog-dialog kebangsaan terus kita bangun, sehingga insya allah kita selalu aman,” ujar Wapres dalam keteranganya, Rabu (19/10/2022).
Dengan adanya dasar negara Pancasila dan juga Undang-Undang Dasar 1945 sebagai kesepakatan nasional menjadi fondasi yang kuat di dalam merawat keberagaman.
“Kita punya landasan yang saya sebut sebagai kesepakatan nasional, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Wapres.
Lebih jauh, Wapres menyampaikan kesepakatan nasional harus dijaga oleh masyarakat, yang merupakan implementasi dari perwujudan umat Islam yang utuh.
Baca Juga: Tetap Bersama Anies Baswedan, NasDem Akui Banyak Rintangan: Pembenci Luar Biasa Campur Pemfitnah...
“Umat Islam itu harus menjadi muslim yang kaffah (utuh), tapi harus bisa memegang kesepakatan,” terang Wapres.
“Ini yang kita kembangkan. Kalau ini dipahami, tidak ada intoleran,” imbuh Wapres.
Selain itu, Wapres menuturkan adanya forum-forum keagamaan turut mendorong kerukunan antarumat beragama, serta menjadi perantara dalam merumuskan solusi bagi beragam permasalahan masyarakat.
Baca Juga: 227 Bencana Terjadi Selama Oktober, Muhadjir Effendy Ikuti Arahan Jokowi: Jangan Ragu Tetapkan...
“Kita membangun juga pranata-pranatanya, ada Kementerian Agama, ada lagi majelis-majelis agama, Islam ada MUI (Majelis Ulama Indonesia), Kristen ada KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), ada PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia), Buddha ada, Hindu ada, ada Forum Kerukunan Umat Beragama. Kita terus mengembangkan dialog-dialog kebangsaan,” jelas Wapres.
Wapres menyebutkan intoleransi disebabkan oleh hawa nafsu manusia sebagai makhluk hidup yang tidak dikendalikan sehingga menyebabkan emosi berlebihan yang menciptakan intoleransi.
Baca Juga: Kehilangan Kader Habis Pengusungan Anies Baswedan, Elite NasDem: Mereka Tak Mengerti Politik!
“Jadi, sebenarnya intoleransi itu tidak boleh, bukan ajaran. Itu sebenarnya emosional, hawa nafsu yang menguasai kita,” pungkas Wapres.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: