Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bos BI Sudah Kasih Angin Segar, Sayang Seribu Sayang Rupiah Hari Ini Ambyar!

        Bos BI Sudah Kasih Angin Segar, Sayang Seribu Sayang Rupiah Hari Ini Ambyar! Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nilai tukar rupiah ambyar terhadap dolar AS dan mayoritas mata uang global. Melansir RTI, rupiah tertekan mendekati level Rp15.500 per dolar AS pada perdagangan Kamis, 20 Oktober 2022.

        Rupiah hari ini mencatatkan koreksi sedalam -0,26% ke level Rp15.488 per dolar AS. Sejumlah mata uang yang turut menekan rupiah ialah yuan (-0,28%), dolar Hong Kong (-0,25%), yen (-0,22%), dolar Singapura (-0,06%). 

        Baca Juga: Pegadaian Gelar Diskon Harga Emas Hari Ini, Lihat Rincian Harga Emas per 20 Oktober 2022

        Pelemahan rupiah hari ini tidak terlepas dari kekhawatiran pasar terhadap ancaman resesi global akibat pengetatan moneter yang bersifat agresif oleh Bank Sentral AS, The Fed. Kendati begitu, Bank Indonesia (BI) telah mengisyaratkan bahwa Indonesia tidak akan masuk dalam jurang resesi.

        Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat di bawah awan gelap resesi yang menyelimuti seluruh dunia. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di atas 5% hingga akhir tahun 2022. Pada saat yang sama, pasar tengah menantikan hasil RDG BI perihal kebijakan suku bunga acuan pada Oktober 2022. 

        "Kita patut bersyukur Indonesia termasuk negara yang kinerja perekonomiannya cukup bagus. Pertumbuhan ekonomi kami perkirakan bisa di atas 5% atau 5,2%," ujar Perry dalam acara Seminar Nasional dan Konferensi tentang "Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Pembangunan Berkelanjutan", dipantau secara daring, Rabu (19/10/2022).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: