Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Soroti Pemimpin Modal Popularitas: Tidak Menuntaskan Akar Masalah!

        Pengamat Soroti Pemimpin Modal Popularitas: Tidak Menuntaskan Akar Masalah! Kredit Foto: Antara/Zarqoni Maksum
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Manuver partai dan aktor politik terus dipertontonkan untuk perisapan pemilu 2024. 

        Mengenai hal ini, Pengamat politik Emrus Sihombing menilai presiden yang dipilih berdasarkan popularitas dan elektabilitas cenderung membuat kebijakan dan program yang membuat masyarakat nyaman.

        Menurutnya, hal tersebut akan menyulitkan presiden untuk merealisasikan janji kampanye secara optimal.

        Meski demikian, Emrus menilai persoalan tersebut akan sangat sulit diselesaikan lantaran berhubungan secara substansi dan holistik.

        Baca Juga: Jokowi Ngumpulin 'Tukang Survei', Refly Harun Sebut Siasat Lakukan Tawar-Menawar ke Megawati: Agar Ganjar Pranowo Dipilih!

        “Sehingga memunculkan kembali persoalan yang relatif sama di berbagai bidang kehidupan sosial. Tidak akan menuntaskan akar masalah,” ujar Emrus dilansir dari GenPI.co, Rabu (2/11).

        Dirinya lantas memberi contoh, seperti membangun atas dasar pinjaman dari berbagai negara dan atau perusahaan swasta dari luar negeri.

        “Gaya kepemimpinan itu akan membuat bangsa tidak mampu bersaing dengan negara tetangga sekalipun,” tuturnya.

        Dengan demikian, menurutnya, Indonesia akan terus bergantung dan dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh pemberi pinjaman.

        “Hal itu jadi masalah yang terus menerus berulang. Pola kepemimpinan itu dilahirkan dari sistem komunikasi politik yang berorientasi pada popularitas dan elektabilitas,” kata dia.

        Baca Juga: Kritik Refly Harun ke DPR-DPD yang 'Anteng Nonton Rakyat Ribut' Soal Masalah Ijazah Palsu Jokowi: Sudah Lama Tidak Memiliki Wakil Rakyat…

        Oleh sebab itu, Emrus mengatakan Indonesia harus bisa menghindari berbagai permainan komunikasi politik yang menitikberatkan kepada popularitas dan elektabilitas.

        “Kemudian, ruang publik kita juga akan terjebak atau tercemar oleh ide yang memunculkan sosok popularitas dan eleketabilitas semata,” pungkas Emrus. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: