Dianggap Menjual Teror, Ade Armando Denger Nih Kata Kunto Adi: Jangan Menakut-nakuti Pemilih Anies Baswedan!

Pernyataan viral pegiat media sosial Ade Armando yang ditujukan kepada Anies Baswedan dianggap menebar rasa takut dan teror kepada pemilih calon presiden (capres) Partai NasDem tersebut.

Hal ini diungkap oleh Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menyoroti video Ade Armando berjudul "Bila Suara Umat Kristen Terbelah, Anies Akan Menang" yang diunggah lewat kanal Cokro TV pada 1 November 2022.

Baca Juga: Kecanduan 'Serang' Anies Baswedan, Sebenarnya Ade Armando Itu Nggak Yakin dengan Kemampuan Ganjar Pranowo untuk Lawan Anies…

"Seakan-akan Ade Armando menjual teror dan memberi rasa takut kepada para pemilih," ujar Kunto kepada GenPI.co, Senin (7/10/2022).

Menurut Kunto, Ade Armando seharusnya memberikan argumentasi gagasan terkait ketidaksukaannya terhadap Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca Juga: Bukan Sekali Dua Kali Nyerang Anies Baswedan, Sudah Nggak Aneh Lagi: 'Ya Namanya Juga Ade Armando'

"Mengapa beliau tidak suka dan meminta agar orang tidak memilih Anies? Argumentasi tersebut seharusnya menjadi gagasan," tuturnya.

Dirinya juga meminta Ade untuk tidak menakut-nakuti umat Kristen dalam memilih calon presiden favoritnya.

"Boleh saja bermain dengan emosi, akan tetapi harus berisi harapan, positif, kesenangan. Jangan menakut-nakuti seperti itu," ujar Kunto.

Baca Juga: Waduh! Pengamat Bilang Ade Armando Buzzer yang Disiapkan Buat Serang Anies: Dia Berdiri di Bawah Kepentingan yang Membiayai

Dia juga mengatakan bahwa pernyataan Ade merupakan bentuk promosi terhadap perpecahan. Menurutnya, perpecahan tersebut bukan hanya berkaitan dengan politik, melainkan dengan agama.

"Jadi, pernyataan Ade itu akan memperkeruh susana di Indonesia," jelasnya.

Lebih lanjut, Kunto juga menilai pernyataan Ade seakan menghadapkan umat Kristen dengan Islam.

Baca Juga: Minta Pemerintah Tegas Hukum Ade Armando yang Sudah Nuduh Anies, Dedi: Kita Berada di Pertarungan Opini

"Seharusnya politik lebih dewasa, rasional, dan tidak menggunakan identitas agama," pungkas Kunto.