Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Dukungan Presiden Jokowi ke Banyak Tokoh Jelang Pilpres 2024, Rocky Gerung: Dia Bukan Raja dalam Republik!

        Soal Dukungan Presiden Jokowi ke Banyak Tokoh Jelang Pilpres 2024, Rocky Gerung: Dia Bukan Raja dalam Republik! Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengkritik pedas mengenai sikap Presiden Jokowi yang dianggapnya mendukung sana-sini jelang Pilpres 2024

        Menurut dia, sikap ini memperlihatkan presiden seperti seorang raja di dalam sistem republik.

        “Emang nggak ada tradisi Presiden muncul sebagai raja di dalam sistem Republik. Lain kalau Pak Jokowi itu raja maka boleh semua orang minta restu sebagai sabda raja begitu,” kata Rocky melalui youtube channelnya, Kamis (10/11/22).

        Baca Juga: Tanggapi Saran Rocky Gerung Jadi Wakil Anies dalam Pilpres 2024, Gibran Rakabuming: Makasih Bang Rocky Motivasinya!

        Seperti yang diketahui, yang terbaru Presiden Jokowi secara terang-terangan mengatakan pada Pilpres 2024 bisa menjadi saat kemenangan bagi Ketua Umum Gerindra sekaligus menteri pertahanannya, Prabowo Subianto. 

        Ini dikatakan presiden usai dirinya pamer telah dua kali menang dalam Pemilihan Presiden-Wakil Presiden pada 2014 dan 2019. 

        “Saya ini dua kali Wali Kota di Solo menang, kemudian ditarik ke Jakarta, Gubernur sekali menang. Kemudian dua kali di pemilu Presiden juga menang. Mohon maaf Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” kata Jokowi di HUT ke-8 Partai Perindo, Jakarta, Senin (7/11/2022).

        Baca Juga: Ternyata Ada Dua Alasan Mengapa Presiden Jokowi Sebut Pilpres 2024 Jatah Prabowo Subianto

        “Harus ingat, Pak Prabowo calon presiden itu keputusan Gerinda. Itu keputusan dari sebuah partai dan itu keputusan tertinggi kehendak anggota. Ngapain lagi minta izin pendapat Jokowi?” tegas Rocky. 

        Menurut dia, kalau petinggi partai meminta izin kepada presiden lalu apa gunanya kongres atau munas yang diadakan oleh partai. 

        “Justru karena demokrasi maka kekuatan rakyat itu ada pada partai politik bukan pada presiden,” kata dia. 

        Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Pilpres 2024 Jatah Prabowo Subianto, Disinyalir Ini Bentuk Balas Budi Pilgub DKI

        “Presiden itu dipilih di dalam sistem yang kompetisinya yang fair. Jadi kalau presiden mau calon yang spesial, misalnya maunya Prabowo, itu artinya presiden tidak tahu etika demokrasi,” tambahnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: