Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KTT ASEAN jadi Kambing Hitam Tidak Hadirnya Jokowi di Ultah NasDem, Surya Paloh: Kita Doakan Kepemimpinan Presiden...

        KTT ASEAN jadi Kambing Hitam Tidak Hadirnya Jokowi di Ultah NasDem, Surya Paloh: Kita Doakan Kepemimpinan Presiden... Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah mendeklarasikan Anies Baswedan jadi capres, hubungan NasDem dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut mulai retak. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memastikan akan menganggap Jokowi sebagai sahabatnya, juga akan mendukung Jokowi sampai tuntas.

        Namun, kata Paloh, ceritanya bisa lain jika memang Jokowi sudah tidak mau lagi bersama-sama dengan NasDem. Makanya, Paloh menyerahkan sepenuhnya soal "status" ini, ke Jokowi.

        Baca Juga: Waduh, Beda dari yang Lain! Pengamat Politik Bilang Hubungan Jokowi dan Surya Paloh Diisukan Retak Cuma Gimik!

        Kegelisahan Paloh terkait nasib partainya di mata Jokowi disampaikan di hari ketiga perayaan HUT NasDem ke-11 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, kemarin. Dengan mengangkat tema "It's Time, Restorasi Indonesia", ribuan kader yang hadir kompak mengenakan kemeja putih dibalut jas NasDem yang berwarna biru dongker.

        Calon presiden NasDem, Anies Baswedan turut hadir pada acara ini. Anies yang mengenakan jas berwarna hitam itu duduk di samping Paloh.

        Mula-mula, acara diawali dengan pembacaan doa oleh Ketua DPP NasDem Effendi Choiri. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran lagu Indonesia Raya. Disusul dengan mars NasDem. Setelah itu, sambutan dari Ketua HUT NasDem Ahmad Sahroni.

        Anies yang jadi tamu istimewa diberikan kesempatan oleh NasDem untuk berpidato. Dia berpidato sekitar 10 menit. Dalam pidatonya, Anies berterima kasih ke NasDem yang sudah menunjuknya jadi capres.

        Usai Anies, barulah Paloh yang pidato. Dalam pidatonya, Paloh menyelipkan kalimat yang mengindikasikan keresahan hatinya akhir-akhir ini. Terutama posisi partainya di koalisi pemerintahan. Sampai pada akhirnya, Paloh pasrah bila Jokowi harus melepaskan NasDem dari gerbong koalisi Istana.

        "Sekarang terserah, bola ini ada di tangan Presiden Jokowi," kata Paloh, menyikapi sikap partainya yang mengusung Anies di Pilpres 2024 mendatang.

        Padahal, dirinya khawatir kalau harus berpisah dengan Jokowi. Karena Paloh menganggap Jokowi sudah menjadi bagian dari NasDem lantaran didukung dari periode pertama.

        "NasDem ingin tekankan, kami tetap jadi sahabat Jokowi dalam suka dan duka. Ini klarifikasi jelas dalam HUT kita yang ke-11," tegasnya.

        Paloh mengatakan, NasDem akan terus mendukung Jokowi sebelum ada kata perpisahan.

        "Beda kalau Jokowi bilang sampai jumpa NasDem. Itu bukan harapan kita. Dan itu adalah kemenangan bagi mereka yang tak ingin adanya stabilitas nasional," imbuh dia.

        Dia menyesalkan, adanya pihak-pihak yang dengan sengaja berusaha memisahkan NasDem dengan Jokowi.

        "Menurut saya, ada upaya yang dilakukan secara sistemik dan sengaja untuk merusak hubungan yang sudah terjaga sedemikian rupa," beber Paloh.

        Saking cintanya dengan Jokowi, di akhir pidato, Paloh meminta kadernya mendoakan mantan Wali Kota Solo itu, agar bisa melaksanakan tugasnya hingga akhir masa jabatan dan masih mau bersahabat dengan NasDem.

        "Kita mendoakan agar kepemimpinan Presiden Jokowi seorang sahabat yang lebih dari sekedar sahabat, yang saya kenal, tetaplah Joko Widodo sebagai sahabat bagi Partai NasDem," terangnya.

        Pada perayaan HUT NasDem kali ini, Jokowi tidak hadir. Jokowi sendiri sedang berada di Kamboja mengikuti KTT ASEAN. Selain tidak hadir, ternyata Jokowi juga belum memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk NasDem.

        “Jujur saja, Pak Jokowi belum sempat mengucapkan itu," ungkap Paloh.

        Paloh mengaku, tak mengetahui alasan Jokowi belum mengirimkan video ucapan selamat. Namun, Paloh juga mengerti kesibukan Jokowi.

        Kondisi ini makin memperlihatkan jika hubungan NasDem dan Jokowi retak. Meskipun tidak terlihat keretakannya, tapi bisa dibaca oleh umum. Misalnya, saat Jokowi menolak pelukan Paloh di acara HUT Golkar. Dia juga menyinggung deklarasi capres yang semborono. Selain itu, Jokowi bicara soal reshuffle usai NasDem deklarasikan Anies.

        Ketua DPP NasDem, Sugeng Suparwoto membantah hubungan NasDem dan Jokowi retak. Menurut dia, hubungan antara NasDem, Paloh dan Jokowi baik-baik saja, sekalipun Jokowi tidak hadir bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun ke NasDem.

        "Sama sekali tidak (kecewa). Atas kedewasaan kita dalam berinteraksi, baik kapasitas Pak Jokowi sebagai presiden yang diusung oleh NasDem, maupun hubungan personal antara Pak Jokowi dengan Pak Surya Paloh sebagai Ketum NasDem," tukas Sugeng.

        Lalu apa penilaian pengamat soal hubungan NasDem dengan Jokowi? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menduga, Paloh telah menyadari Jokowi sedang menjauh dengan partainya.

        "Namun, di sisi lain Jokowi tidak punya keberanian mengamputasi NasDem dari kabinet. Bagaimana pun, NasDem punya kekuasaan untuk tetap dipertahankan Pemerintah," tukas Dedi.

        Dia bilang, ekspresi retaknya hubungan Jokowi ke NasDem mulai banyak mengemuka. Misalnya Jokowi secara terang-terangan melontarkan dukungan ke Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Padahal hanya dua tokoh yang saat ini telah dideklarasikan sebagai capres, Anies dan Prabowo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: