Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Pertemuan Satu Meja, Pengamat Sebut Nama SBY Akan Redup Jika Buka Koalisi Bareng Megawati

        Soal Pertemuan Satu Meja, Pengamat Sebut Nama SBY Akan Redup Jika Buka Koalisi Bareng Megawati Kredit Foto: Twitter @gibran_tweet
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pertemuan antara Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang satu meja di rangkaian acara G20 jadi sorotan publik.

        Mengenai hal ini, Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah Putra menilai pertemuan tersebut tidak akan mengarah ke rencana koalisi.

        Sebelumnya ketua umum PDIP dan ketua majelis tinggi Partai Demokrat tersebut duduk satu meja di Bali dalam rangkaian KTT G20.

        “Kemungkinan besar tidak mengarah pada agenda koalisi,” ujar Dedi dilansir dari GenPI.co, Kamis (17/11).

        Baca Juga: Program Anies Baswedan yang Ditenggelamkan Rezim Heru 'Orangnya Jokowi' Ternyata Punya Manfaat yang Nggak Main-main, Pengamat: Konyol!

        Menurutnya, Ketua Umum Partai Demokrat agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan tetap dicanangkan menjadi bakal cawapres jika berkoalisi dengan PDIP.

        “Sementara itu, posisi yang sama semestinya lebih mudah didapat dan potensial dari koalisi Perubahan,” tuturnya.

        Seperti diketahui, koalisi perubahan dicanangkan akan segera dibentuk oleh tiga parpol, yakni Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS.

        Baca Juga: Waduh Gawat! Belum Deklarasi Juga, PKS Tegaskan Tiga Kriteria Capres Mereka, Anies Baswedan Nggak Masuk?

        “Selain itu, nama besar SBY akan redup jika kemudian disandingkan dengan Megawati yang sejauh ini cukup miliki pengaruh besar,” kata dia.

        Dengan demikian, menurutnya, koalisi antara Partai Demokrat dengan PDIP akan memberi pengaruh negatif bagi SBY maupun AHY.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: