Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Stop Hujat Jokowi Soal Bahasa Asing saat Gelaran KTT G20! Refly Harun Pasang Badan: Dia Kurang Beruntung!

        Stop Hujat Jokowi Soal Bahasa Asing saat Gelaran KTT G20! Refly Harun Pasang Badan: Dia Kurang Beruntung! Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sukses Indonesia menggelar KTT G20 meninggalkan catatan penting, salah satu yang jadi sorotan adalah mengenai kemampuan bahasa asing Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Dalam satu kesempatan berbicara, Jokowi yang menggunakan bahasa Inggris di tengah-tengah penyampaian mengalihkan menjadi bahasa Indonesia. Sontak beberapa pihak memberi sindiran dan membandingkan Jokowi dengan sosok Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikenal fasih dengan bahasa asing.

        Mengenai heboh ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara. Menurutnya, hal demikian tak perlu dipermaslahkan lagi.

        Baca Juga: Waduh Gawat! Belum Deklarasi Juga, PKS Tegaskan Tiga Kriteria Capres Mereka, Anies Baswedan Nggak Masuk?

        “Soal bahasa asing, ya sebenarnya kita nggak usah juga mempermasalahkan lagi,” ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Jumat (18/11/22).

        Refly pun juga menyarankan Jokowi lebih baik menggunakan bahasa Indonesia di berbagai kesempatan termasuk dalam KTT G20 kemarin.

        Baca Juga: Jawaban Tegas Presiden PKS Jika Anies Baswedan Berjodoh dengan Puan Maharani di Pilpres 2024: Masalah Ini Kami Nggak…

        Menurutnya, menggunakan bahasa yang Jokowi sendiri kuasai akan sangat membantu membeberkan gagasan yang dimiliki dibandingkan menggunakan bahasa yang tak dikuasai dan berakibat tak sampai apa yang coba disampaikan.

        “Saya meyarankan Jokowi dalam berbagai kesempatan berbahasa Indonesia saja, kenapa? Kalau dia memaksakan khawatirnya lawan bicaranya akan underestimate karena kemampuan berbahsa inggrisnya menengah ke bawah bukan yang lancar,” jelas Refly.

        Lanjut Refly, tak semestinya Jokowi harus disalahkan mengingat tak semua orang bisa benar-benar dapat kesempatan berinteraksi langsung dan mengembangkan kemampuan bahasa Inggrisnya sedari muda.

        Baca Juga: Tukang Becak Ambil Sembako di Acara Relawan Ganjar Pranowo Tapi Malah Blak-blakan Dukung Anies Baswedan, Refly Harun Ngakak: Ini Pelajaran!

        Dalam hal ini Refly mengambil contoh Ketua Umum Demokrat AHY yang memang sedari menjadi prajurit TNI sudah terbiasa berinteraksi dengan pihak luar negeri. Atau misal Anies yang memang pernah menempuh pendidikan di luar negeri sehingga kemampuan bahasa inggrisnya tak perlu diragukan.

        “Jokowi mungkin orang yang tidak beruntung yang tidak merasakan pendidikan AS, merasakan berpendidikan negara berbahasa inggris, jadi nggak canggih-canggih juga pronunciation-nya,” jelasnya.

        Baca Juga: Stop Hujat Jokowi Soal Jadi Sekjen PBB! Refly Harun Sebut Bisa Ada Keajaiban: Kita Semua yang Salah Terlalu...

        Sebelumnya, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu merespons video yang diunggah ke Twitter soal perbandingan bahasa Inggris Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

        Video yang dimaksud diunggah akun Twitter @ajengcute16__ berikut. Ia membandingkan kemampuan bahasa Inggris SBY dan Jokowi ketika sama-sama berbicara di agenda G20.

        Baca Juga: Anies Baswedan 'Diserang' Soal Tampil di Side Event G20, Refly Harun Beri Balasan Menohok: Kalau Nggak Punya Kemampuan Ya Nggak Diundang!

        "Mari kita simak perbedaan video Pak @SBYudhoyono dan Pak @jokowi ketika kedua pemimpin ini sama-sama berada dalam acara G-20. Di video ini Pak SBY tampak tidak menggunakan teks dan percaya diri, tanpa mengganti bahasa," cuitnya pada akun twitternya, dikutip Jumat (18/11/22).

        Baca Juga: Buzzer Auto Pensiun! Di Hadapan Pendeta, Anies Baswedan Jawab Tudingan Politik Identitas: Saya Tidak Minta untuk Disukai, Saya Hanya Minta…

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: