Keras! Rocky Gerung Sebut Presiden Jokowi Kerap Gunakan Islamophobia atau Politik Identitas, Ini Alasannya
Akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung menilai apa yang dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menghimbau calon presiden maupun calon wakil presiden untuk tidak bermain politisasi agama, SARA, hingga politik identitas dalam Pilpres 2024 tidak sejalan dengan apa yang dilakukan presiden dalam kenyataan.
"Timnya masih lama ya nggak berubahlah, penasihatnya kan masih sama juga. Pak Jokowi juga keluarlah dari perpolitikan kuno itu," tutur Rocky saat berbincang-bincang dengan jurnalis Senior Hersubeno Arief di kanal YouTube-nya pada Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Ambisi Airlangga Hartarto di Pilpres 2024: Target Kita Nomor Satu!
Namun, tak berselang lama Rocky Gerung lantas merevisi perkataannya. Menurutnya, Jokowi lebih bermain politik konyol.
Hal ini karena Jokowi masih gencar menggunakan isu Islamophobia atau politik identitas untuk menjegal bakal calon presiden yang diusung Partai NasDem, yakni Anies Baswedan.
"Tapi ini perpolitikan konyol karena terus-menerus diucapkan Islamophobia atau politik identitas," lanjut Rocky.
Dalam dialognya, Rocky Gerung lantas mengungkapkan jika kini Anies telah membuktikan bahwa dirinya tidak bermain dalam politik identitas.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pendukung Anies yang berasal dari simpatisan PDI Perjuangan dan Gerindra di Jawa Barat.
"Sementara Anies sudah masuk di wilayah-wilayah yang justru menunjukkan bahwa dia tidak mempermainkan politik identitas," ujar Rocky.
"Yang mengelu-elukan Anies kan sebagian pemilih PDIP di Jawa Barat juga mengelu-elukan Anies. Sebagian pemilih Gerindra di Jawa Barat juga mengelu-elukan Anies," pungkasnya.
Diketahui, sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan para tokoh yang santer disebut akan maju sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden untuk tidak bermain politisasi agama, SARA, hingga politik identitas dalam Pilpres 2024.
Jokowi tidak mempermasalahkan jika menjelang kontestasi, perpolitikan diramaikan dengan debat gagasan yang bisa membuat negara menjadi lebih baik. Namun, ia tidak ingin jika ada yang bermain-main dengan politisasi agama.
Hal ini dilontarkan oleh Jokowi saat berpidato di acara Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI di Surakarta pada Senin (21/11/2022) lalu.
"Tapi jangan sampai panas, apalagi membawa politik-politik SARA, tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan," tutur Jokowi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty